Mohammad Amien Rais: "perjuangan Paling Berat Di Jawa"
Edisi: 00/33 / Tanggal : 2004-06-30 / Halaman : 78 / Rubrik : NAS / Penulis : , ,
TAK seperti pada masa awal reformasi, pamor Amien Rais kini tak begitu gemerlap. Popularitas pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 26 April 1944 ini masih tinggi, tapi dukungan terhadapnya tak lagi bergemuruh. Berbagai jajak pendapat menyebut peringkat calon presiden dari Partai Amanat Nasional itu masih terseok-seok di belakang beberapa kandidat lain.
Namun bukan Amien bila mudah patah semangat. Dengan motivasi tinggi, didampingi istri, para sahabat, dan pendukungnya, ia menjalani masa kampanye yang begitu melelahkan. Amien keluar-masuk pasar, berpidato, menghadiri pertunjukan seni, ikut kegiatan olahraga, bahkan mencangkul sawah bersama para petani. Semua itu untuk meraih simpati dan mendongkrak kembali sokongan rakyat terhadap dirinya.
Terlihat betul kesungguhannya bersaing untuk memimpin bangsa buat menuntaskan agenda reformasi yang dulu ia gelorakan. Menawarkan track record sebagai sosok yang bersih, Amien bagaimanapun memang layak diperhitungkan sebagai calon presiden yang mampu memberantas korupsi--penyakit kronis bangsa ini.
Ramah dan tak menjaga jarak, Amien adalah kandidat presiden yang mudah ditemui orang, termasuk wartawan. Dan kesibukan berkampanye tak membuat semua itu berubah. Dua pekan lalu, Nugroho Dewanto dari TEMPO mewawancarai bekas Ketua Umum Muhammadiyah itu di pesawat dalam perjalanan pulang sehabis berkampanye ke Jambi dan Pekanbaru, Riau. Berikut ini petikannya.
Setelah berkampanye di beberapa daerah, bagaimana Anda melihat dukungan rakyat terhadap pencalonan Anda menjadi presiden?
Saya bersyukur, di berbagai kota yang saya datangi, saya dan Pak Siswono melihat kerumunan orang yang cukup banyak. Padahal saya diberi tahu bahwa kampanye hampir semua partai sekarang lesu. Saya terus mendengar laporan bagaimana kelompok-kelompok masyarakat yang sifatnya spontan, lintas partai, dan lintas golongan mendukung paket Amien-Siswono. Ini kemajuan yang sangat bagus karena saya dan Pak Siswono tak mengeluarkan uang bermiliar-miliar.
Apakah dukungan itu menambah optimisme Anda?
Terus terang menambah. Dan lihatlah, di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?