Laksamana Sukardi: "communicati On Skill Megawati Lemah"

Edisi: 17/33 / Tanggal : 2004-06-27 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


LAKSAMANA Sukardi, 48 tahun, memang "laksamana" di Mega Center, lembaga yang menjadi think tank Megawati Soekarnoputri menjelang pemilu presiden. Laks, demikian ia biasa disapa, tengah sibuk mengatrol citra kepemimpinan Megawati, yang sempat melorot. "Kami harus mengkomunikasikan keberhasilan pemerintahan Megawati," ujar Laksamana.

Tugas Laks sungguh tak ringan. Soalnya, mendongkrak popularitas Megawati bukanlah pekerjaan mudah. Pelbagai persoalan--dari kemampuan komunikasi Mega yang buruk, citra PDI Perjuangan yang meredup, hingga pembukaan Kasus 27 Juli yang justru berdampak negatif--membuat Laks harus bekerja ekstrakeras. Jam demi jam Laks isi untuk menaikkan rating Megawati, yang kini tersalip Susilo Bambang Yudhoyono, yang disebut-sebut sebagai saingan terkuat Mega.

Untuk mengupas pelbagai persoalan seputar persiapan Megawati menjelang pemilu 5 Juli, wartawan TEMPO Setiyardi dan M. Teguh mewawancarai Laks di rumah dinasnya di Kompleks Menteri Widya Chandra, Jakarta. Saat wawancara, Laks baru saja melakukan rapat maraton dengan beberapa anggota tim Mega Center, seperti Rizal Mallarangeng, Heri Akhmadi, Panda Nababan, dan Guruh Sukarno Putra. Berikut ini kutipannya.

Perolehan suara PDI Perjuangan dalam pemilu merosot. Apa yang terjadi sesungguhnya?

Ibu Megawati selama ini lebih berfokus pada soal pemerintahan, bukan kampanye. Itulah yang terjadi sesungguhnya. Soalnya, PDI Perjuangan lebih mementingkan urusan negara ketimbang partai. Hasilnya nyata. Setelah periode krisis, kita melewati periode normalisasi atau stabilisasi. Kini kita sudah bisa masuk ke periode pertumbuhan. Untuk mencapai ini harus dengan painful. Pemerintah memiliki dua pilihan: mengambil keputusan populis tapi destruktif, atau menjalankan langkah kurang populis tapi konstruktif. Selama ini yang dipilih adalah langkah yang kurang populis itu. Sekarang kita sebenarnya bisa masuk gigi 4 atau 5. Kita juga bisa mengambil keputusan yang populis sekaligus konstruktif.

Apakah penurunan itu akibat citra pemerintahan yang tak terlalu baik?

Harus diakui, communication skill Megawati lemah. Itu memang sudah karakternya. Tapi Megawati adalah orang yang suka bekerja. Soal citra pemerintahan sebetulnya tak ada masalah. Megawati hanya perlu memperbanyak komunikasi dengan rakyat. Dia harus bertemu dengan wartawan.

Apa penyebab lain jebloknya suara PDI Perjuangan?

Kami salah menentukan asumsi. Dalam perhitungan awal, kami memasukkan konstituen Kristen dan keturunan. Ternyata konstituen ini kemudian pindah ke Partai Damai Sejahtera dan Partai Demokrat. Sebagai sebuah partai, Partai Damai Sejahtera sangat solid. Sedangkan Partai Demokrat mengambil suara yang berasal dari warga keturunan dan juga Kristen.

Bagaimana dengan keretakan di tubuh PDI Perjuangan? Apakah juga berpengaruh?

Mungkin ada pengaruhnya. Yang pasti, di tubuh PDI Perjuangan, silang pendapat merupakan hal yang biasa. Itu bagian dari demokrasi. PDI Perjuangan merupakan partai yang sangat terbuka. Saking terbukanya, perbedaan pendapat internal sampai ke luar partai. Untuk itu, kader-kader partai harus menjalani proses pematangan diri. Soalnya, PDI Perjuangan adalah representasi wong cilik, sehingga profil para kadernya juga tak jauh dari situ.

Apa yang akan dilakukan untuk mendongkrak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…