Saling Silang Kesaksian Timika

Edisi: 46/31 / Tanggal : 2003-01-19 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : W.H., Fajar, Zulkifli, Arif, Budyarso, Edy


SEBUAH pengakuan bisa bermula dari sapaan di pasar. Berawal dari perjumpaan di sebuah siang, di Pasar Timika, sehari setelah peristiwa maut 31 Agustus tahun lalu, yang membuat pemerintah Amerika mencak-mencak, dalam kondisi mabuk, Decky Murib bertemu dengan Ibu Yoaken, istri kerabatnya yang menjadi pegawai sipil di Komando Distrik Militer Timika.

Saksi kunci kasus penembakan yang menewaskan dua warga Amerika dan seorang warga Indonesia itu terkejut saat Ibu Yoaken menanyakan kasus Timika tersebut. "Decky, ko (kau) pasti tahu pelaku penembakan di mil ke-62 itu, kan?" tanya si Ibu. Dengan mimik merah setengah kaget, ia pun balik bertanya, "Kenapa bertanya begitu? Berarti Ibu sudah tahu, ya?" Ibu Yoaken sering melihat Decky berakrab-ria dengan tentara. Tanpa ragu-ragu, ia pun menegaskan, "Ya, saya tahu peristiwa itu."

Sejak saat itu, hati Decky gundah. Atas bujukan keluarganya, akhirnya ia meminta perlindungan Tom Beanal, tokoh Papua Merdeka. Ia pun disembunyikan di Gereja Katolik. Di situ ia bertemu dengan Pastor Jongga.

Setelah empat hari bersembunyi, dia dibawa ke kantor sebuah LSM yang berdekatan dengan pastoran itu. Di kantor itu sudah ada Tom Beanal, Jhon Rumbiak (dari Elsham Papua), Paulina Makabori (kontak Elsham di Timika), Demi Bebari (dari Lemasa), serta Pastor Jongga. Di hadapan orang-orang tersebut, ia bercerita tentang peristiwa penembakan Timika itu. Mereka meminta agar Decky pergi ke Elsham Papua.

Setelah menginap tiga hari di rumah Paulina, Decky dipertemukan dengan Kepala Satuan Intel Kepolisian Daerah Papua, yang akan mengawalnya ke Jayapura. Kepergiannya ke Jayapura dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Beberapa pengurus Elsham Papua sudah menunggunya di Bandar Udara Sentani. Rombongan itu langsung membawa Decky ke Polda Papua. Mereka bertemu dengan Wakil Kepala Polda Papua Brigjen Raziman Tarigan, yang ditemani beberapa polisi lainnya. "Saya ditanya-tanya tentang kasus Timika dari siang sampai jam satu malam," katanya kepada TEMPO, Selasa pekan lalu.

Belum cukup. Esok harinya, ia kembali ke Polda Papua. Aktivitas pulang-pergi Polda-Esham Papua ini ia lakukan sejak 17 September hingga 2 Oktober 2002. Selama ia berada di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…