Mengejar Laba Di Antara Preman Dan Tunasusila

Edisi: 46/31 / Tanggal : 2003-01-19 / Halaman : 110 / Rubrik : EB / Penulis : Dewanto, Nugroho , Cahyani, Dewi Rina, Supriyatun, Upiek


KEBON Kawung, Bandung. Lahan milik PT KAI yang membentang hampir 7 hektare itu tampak tidak tertata dengan baik. Memanjang berseberangan dengan rumah dinas gubernur di sebelah timur hingga Jalan Pasir Kaliki di sebelah barat, kawasan itu padat dengan aneka kegiatan. Di bagian utara berjajar deretan pedagang kaki lima, bengkel, pool bus Damri, pom bensin, hingga kantor militer tingkat kabupaten.

Mengarah ke selatan, gubuk-gubuk liar tumbuh bak cendawan di musim hujan. Penghuninya? Manusia golongan bawah seperti gelandangan, pengemis, preman, dan kaum tunasusila. Kemacetan lalu-lintas menjadi pemandangan biasa setiap hari di sana. Maklum, hampir 60 persen angkutan umum Kota Bandung dari segala jurusan melewati jalan itu.

Kebon Kawung merupakan cerminan aset-aset milik PT KAI: terbengkalai dan ”dikuasai” pihak lain zonder bayar. Hal itu terasa sangat ironis…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…