Pemuas Penat Dari Sudut Indramayu

Edisi: 45/31 / Tanggal : 2003-01-12 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Sepriyossa, Darmawan, Ivansyah,


"Jare mboke bocah...
Aja medang ning Cangkingan
Bokat dikemat kepelet
Dadi kedanan..."

LAGU berirama tarling dangdut dermayonan itu menjerit-jerit, bersaing dengan azan magrib dari surau seberang Rumah Minum Lestari. Tak ada yang beringsut untuk mengecilkan suara tape deck murahan itu di tengah ruangan. Juga Eti dan Sukeri. Dua gadis bar itu terlalu sibuk melayani empat orang tamunya minum. Atau boleh jadi mereka membiarkan, karena lagu tersebut bertutur tentang desa dan kehidupan yang mereka jalani.

"Jangan singgah minum di Cangkingan.
Nanti dijampi dan tergila-gila"

Lagu itu terus mengalun dan rumah minum itu pun dipenuhi bunyi disharmoni: suara azan dari surau seberang jalan, suara lagu dari tape yang makin cempreng karena tambahan amplifier, serta tawa genit gadis-gadis bar bersama tamu-tamunya.

Rumah Minum Lestari itu terletak di sudut Desa Cangkingan, Indramayu. Tidak seperti lazimnya di desa lain, Desa Cangkingan yang berpenduduk sekitar 7.000 jiwa dan masuk wilayah Kecamatan Karang Ampel ini justru hidup ketika matahari surup. Pagi dan siang seolah hanya menjadi ladang kerja laki-laki tua di sawah tadah hujan serta para pemuda pengojek. Di desa itu, pekerja siang ini tergolong "kaum yang kalah" dari segi materi, dibandingkan dengan penghasilan gadis-gadis tanggung yang melayani para tamu di rumah minum yang bertebaran di desa itu di malam hari.

Menurut Dulhadi, warga Karang Ampel, warung minum mulai muncul di Cangkingan setelah tahun 1980. "Sejak saya masih belasan tahun," katanya. Namun jumlahnya meningkat pesat, setelah seretnya "ekspor" tenaga kerja wanita dari Indramayu akibat krisis ekonomi 1997. Akibatnya, para petani yang makin jatuh miskin di Cangkingan memilih membiarkan anak gadisnya bekerja di warung minum. Ketika hasilnya memuaskan, malahan mereka sendiri yang kemudian membuka warung minum.

Gadis minum di Cangkingan itu kebanyakan warga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?