Yang Normal Dan Yang Khusus Dalam Satu Kelas
Edisi: 15/33 / Tanggal : 2004-06-13 / Halaman : 100 / Rubrik : PDK / Penulis : Rulianto, Agung , Nurhayati, Nunuy , Akbari, Rana
IFA tersentak kaget. Seulas daging dingin mengusap pipinya yang terasa menjadi lembap. Murid kelas empat sekolah dasar itu belum juga menyadari apa yang terjadi: bibir Gani kembali merapat ke wajah gadis kecil itu. Dan, saap..., lagi-lagi pipi Ifa tersapu bibir basah.
Bukannya marah, Ifa hanya agak mengambil jarak. Dengan lembut, tangannya menjauhkan tubuh Gani. "Enggak apa-apa, dia kan masih belajar (bersosialisasi)," kata bocah perempuan itu tersenyum sambil mengusap wajahnya dengan sapu tangan. Gani, yang mengidap autisme, memang sering kali membuat kejutan. Sedangkan Ifa, teman sekelasnya, adalah anak yang normal. Teman sekelas?
Ya, mereka rekan satu kelas di Sekolah Dasar Mutiara Bunda, Bandung. Meski bukan sekolah khusus, sejak tahun lalu mereka membuka diri dengan menerima siswa yang biasanya hanya diterima di sekolah luar biasa (SLB). Murid-murid SLB menyandang kelainan khusus, seperti tunarungu, polio, down syndrome, autisme, hingga keterbelakangan mental. "Kami belum bisa menerima siswa tunanetra karena program kami belum siap," kata Ali…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…