Kejanggalan Usai Ledakan

Edisi: 44/31 / Tanggal : 2003-01-05 / Halaman : 44 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wicaksono, ,


MENJELANG asar, 13 September 2000. Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) masih ramai. Para pialang masih asyik bertransaksi saham. Tiba-tiba, tanpa alarm, tanpa peringatan, sebuah ledakan besar menggelegar. Bangunan dengan 31 lantai itu pun bergoyang. Sebuah bom ternyata meledak di lantai parkir P2, mengakibatkan sedikitnya 15 orang tewas dan 34 luka-luka. Jakarta panik.

Hanya dalam tempo 10 hari, polisi berhasil menciduk orang-orang yang diduga berkaitan dengan peledakan itu. Pemeriksaan dilakukan, pengadilan pun telah digelar. Tapi masih banyak misteri yang tertinggal.

Sejak awal, kejanggalan sudah menyergap. Polisi kerepotan menjelaskan bagaimana mereka mengidentifikasi Iwan Setiawan, tersangka yang pertama ditangkap. Menurut polisi, mula-mula ada informasi bahwa Iwan hendak membawa granat dengan menggunakan taksi. Lalu, polisi membuat skenario pencegatan. Enam reserse diturunkan, menyamar sebagai sopir taksi. Begitu Iwan naik, polisi pun meringkusnya.

Dari mulut Iwan, keluarlah nyanyian merdu. Granat itu, kata Iwan kepada polisi, hendak dilempar ke halaman Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta. Ia juga mengaku sebagai pelaku peledakan bom BEJ, bersama Tengku Ismuhadi Ibrahim Hasan, Ibrahim Abdul Manaf, dan beberapa orang lainnya.

Di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…