Lain Di Berkas, Lain Di Lapangan

Edisi: 44/31 / Tanggal : 2003-01-05 / Halaman : 130 / Rubrik : NAS / Penulis : Budiman, Irfan, ,


WAJAH teroris semestinya bengis, kaku, dingin. Tapi lihatlah Amrozi dan Muchlas di Solo, dua pekan silam. Abang-adik itu lebih banyak tertawa, senyum, cengengesan. Ketika disuruh memerankan kembali pertemuan yang pernah mereka lakukan di Solo pada Agustus silam, keduanya kelihatan sangat santai. Bahkan sesekali tawa mereka meledak. Apakah pemeriksaan maraton membuat mereka stres?

Boleh jadi begitu. Namun ternyata bukan itu sebabnya. Tawa yang pecah dari mulut Ali Gufron alias Muchlas itu semata karena ia bingung ketika harus memainkan rekonstruksi berdasarkan naskah yang telah disusun polisi. "Ini rapat apa? Di sini tidak membicarakan bom Bali," ujar Muchlas. Abang kandung Amrozi ini tidak sedang bercanda, apalagi berusaha mempersulit proses reka ulang. Kali ini ia benar-benar linglung.

Reka ulang ini merupakan yang pertama dilakukan setelah para tersangka kunci dicokok polisi. Sabtu dua pekan silam, dengan menggunakan pesawat carteran, pagi-pagi sekali Muchlas, Amrozi, Imam Samudra, dan beberapa tersangka lainnya diangkut dari Bali ke Solo dan Lamongan. Reka ulang ini merupakan proses penting bagi polisi dalam mencocokkan keterangan tiap tersangka.

Menurut ketua tim investigasi Bom Bali, I Made Mangku Pastika, di kota inilah, berdasarkan pengakuan para tersangka, mereka merencanakan sejak awal pengeboman ini. "Reka ulang ini dilakukan untuk menghindari adanya rekayasa. Jadi, tak ada skenario polisi," ujarnya setiba di Bandar Udara Adi Sumarmo, Solo. Benarkah?

Kebingungan Muchlas seperti menyanggah keterangan Pastika, yang baru saja dipilih majalah Time edisi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?