Ketua Bpk, Anwar Nasution: Jangan Pertanyakan Integritas Saya

Edisi: 09/34 / Tanggal : 2005-05-01 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : Setiyardi


JALAN Gatot Subroto, suatu siang pekan silam. Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pekan lalu dijaga superketat bak Jakarta saat kerusuhan. Satu peleton polisi bersenjata dan puluhan satpam siaga mengawasi setiap tamu yang datang. Identitas, barang bawaan, dan tujuan kedatangan setiap tamu diteliti dengan cermat. Petugas keamanan akan mengkonfirmasi kedatangan seseorang lewat telepon internal. Tak jarang pintu gerbang masuk BPK setinggi dua setengah meter tiba-tiba ditutup rapat. ”Tak boleh lewat sini. Semua harus lewat pintu di belakang,” ujar seorang polisi yang menenteng senjata laras panjang.

Sepekan silam, gedung Badan Pemeriksa Keuangan sedang menjadi sasaran gelombang para demonstran menggugat sikap Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution yang dianggap tak mendukung pemberantasan korupsi. Aksi yang dimotori LSM dan mahasiswa itu sempat meminta Anwar mundur dari jabatan Ketua BPK. Soalnya, Anwar tak mendukung langkah auditor BPK, Khairiansyah, yang ikut menangkap Mulyana W. Kusumah—anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diduga melakukan korupsi. ”Khairiansyah bukan intel,” kata Anwar Nasution, ”Tak perlu ikut-ikutan menjebak Mulyana.”

Untuk menjawab seputar polemik korupsi di KPU, wartawan Tempo Setiyardi, Kamis pekan lalu, mewawancarai Anwar Nasution. Selama dua jam wawancara, Anwar menjawab semua pertanyaan dengan lugas. Berikut kutipannya.

Mengapa Anda menyalahkan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Khairiansyah, yang membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Mulyana W. Kusumah?

BPK bukanlah lembaga intelijen. Kalau ada auditor BPK yang mau jadi intel, silakan ikut Syamsir Siregar (Kepala Badan Intelijen Negara), Taufiqurahman Ruki (Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi), atau Suyitno Landung (Kepala Bareskrim Polri). Kalau mau jadi intel, jangan ikut saya.

Apakah Khairiansyah melanggar wewenang yang dimilikinya?

Langkahnya melanggar wewenang sebagai auditor Badan Pemeriksa Keuangan. Auditor bukanlah polisi atau jaksa. Auditor BPK tak boleh bicara dengan auditee (orang atau lembaga yang diperiksa—Red) di restoran atau hotel. Semua pembicaraan harus dilakukan di kantor BPK. Jadi, jelas auditor tak punya kewenangan untuk menjebak orang. Lagi pula penjebakan itu tak menghasilkan nilai tambah bagi laporan BPK.

Banyak yang mempertanyakan integritas dan komitmen Anda dalam memberantas korupsi. Bagaimana?

Jangan pertanyakan integritas saya. Saya sangat serius dalam memberantas korupsi. Buktinya, justru saya yang memerintahkan audit investigasi terhadap Komisi Pemilihan Umum. Soalnya, dalam audit biasa yang selesai pada Desember 2004 tak terlihat apa-apa. Kalau saya tak ingin membongkar korupsi KPU, lebih baik saya serahkan audit Komisi Pemilihan Umum yang biasa ke DPR, tak perlu meminta audit investigasi untuk Komisi Pemilihan Umum.

Kalangan LSM dan Partai Keadilan Sejahtera sempat meminta Anda mundur. Apa pendapat Anda?

Mengapa saya harus mundur? Saya kira reputasi saya masih bagus. Kalau mau main amplop, tempatnya bukan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…