Ketua Umum Pilihan Abdurrahman

Edisi: 08/34 / Tanggal : 2005-04-24 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Wijayanta, Hanibal W.Y. , Sohirin, Mawardi, Adi

TIM sukses Ali Masykur Musa, salah satu kandidat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, terpaksa melupakan gengsi dan prestise. ”Kami menyewa rumah penduduk untuk tempat melakukan konsolidasi,” ujar Dhori Farabi, anggota tim Ali Masykur, Jumat lalu. Rupanya, Ali Masykur dan tim penyokongnya kehabisan tempat. Seluruh kamar hotel dan rumah penginapan di Semarang terjual habis. Panitia Muktamar II PKB memesan 1.400 kamar, tapi banyak muktamirin dan penggembira yang tidak kebagian tempat.

Muktamar PKB lebih meriah, tapi ”aturan main” tentang jabatan ketua umum belum banyak berubah. Kiai Haji Abdurrahman Wahid, yang biasa dipanggil Gus Dur, masih menjadi sosok penentu. Walaupun pengaruhnya dominan, kali ini Ketua Dewan Syuro PKB itu mendapat ”tantangan” dari kandidat seperti Saifullah Yusuf. Anak Pasuruan 40 tahun itu adalah keponakan Gus Dur yang sekarang menjabat Menteri Negara Percepatan Daerah Tertinggal dan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor.

Seminggu sebelum muktamar, dari kantor PKB terdengar berita: Gus Dur hanya merestui Muhaimin Iskandar, 39 tahun, keponakan Gus Dur yang lain dan kini Wakil Ketua DPR, dan bekas menteri Mahfud Md., 48 tahun, serta pengurus PKB Ali Masykur Musa. Bagaimana dengan Saifullah? Menurut Adi Massardi, juru bicara Gus Dur, Saifullah boleh maju dengan syarat melepas jabatan menteri dan Ketua Umum Ansor. Gus Dur kukuh dengan pendapatnya. ”Saiful boleh maju dengan syarat itu,” ujarnya kepada Martha Warta dari Tempo.

Gerilya berebut suara pun terjadi. Dua kantong kuat PKB, Jawa Timur dan Jawa Tengah, diperebutkan sejumlah kandidat ketua umum. Dua daerah itu memang ”subur”. Jawa Timur punya 180 suara, Jawa Tengah punya 75 suara. Saifullah menggalang dukungan melalui…

Keywords: -

---

Foto Terkait