Penabur Bibit Toleransi
Edisi: 11/33 / Tanggal : 2004-05-16 / Halaman : 98 / Rubrik : OBI / Penulis : Setiyardi , Amin, Syaiful ,
RABU pekan lalu, rumah sederhana di Jalan Sagan GK I/100, Yogyakarta, itu berselimut duka. Lantunan ayat suci terdengar lamat-lamat. Sang pemilik, Abdul Mukti Ali, 81 tahun, kini terbujur berkain kafan.
Mukti Ali telah pergi, tapi semua tahu: pikirannya yang istimewa tak ikut pergi. Profesor Amin Abdullah, bekas mahasiswa Mukti Ali di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menyebutnya "tokoh yang memupuk toleransi agama." Kita tahu, Mukti Ali adalah sosok penting yang rajin menunjukkan sisi "liberal" agama: ide agree in disagreement (sepakat dalam perbedaan), toleransi antar-agama dan antar-umat. Pendek kata, "Sejak awal, Pak Mukti Ali telah mengusung ide pluralisme," ujar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…