Simalakama Keberpihakan Dan Para Indonesianis

Edisi: 03/32 / Tanggal : 2003-03-23 / Halaman : 74 / Rubrik : IQR / Penulis : Supartono, Alex, ,

NAMA Mikhail Bakunin pastilah bukan nama asing bagi mereka yang pernah bersentuhan dengan teori dan gerakan sosial. Pemikir anarkisme yang pernah diusir Marx dari pertemuan sosialisme sedunia Internationale ini mempunyai paman yang pernah menjadi konsul kekaisaran Rusia di Batavia selama lima tahun sejak 1894, Modest Bakunin. Seusai bertugas, Modest Bakunin menerbitkan buku tentang pantun dan kamus Melayu-Rusia. Inilah persentuhan formal pertama setelah terbitnya 5 buku di Rusia tentang "flora Timur", hasil studi beberapa biologis Rusia di Kebun Raya Bogor sejak 1876. Dalam buku itu disinggung pula keseharian dan adat kebiasaan masyarakat Jawa dan Sunda.

Riwayat pertautan akademisi Rusia dengan wilayah geografis Indonesia yang sekarang pada mulanya berada dalam satu barisan semangat para orientalis Barat yang terpesona oleh "penemuan-penemuan" dunia Timur dengan segala terang eksotismenya. Di tengah kebutuhan ekspansi sistem ekonomi kapitalis yang berkembang di Barat, para akademisi ini berperan penting sebagai ujung tombak pencarian daerah-daerah eksploitasi baru yang kaya sumber alam dan potensi pasar. Keberadaan Modest Bakunin di Batavia juga dalam kerangka hubungan dagang Kerajaan Belanda dan Kekaisaran Rusia.

Namun, tidak seperti sebagian besar rekannya yang terus bergerak dalam pagar kepentingan kolonial pemerintahnya, akademisi Rusia sejak Revolusi Oktober 1917 beroleh orientasi dan ketetapan baru: bahwa ilmu pengetahuan haruslah diabdikan pada pembebasan sosial buruh tani dan kelas pekerja di seluruh dunia. Studi-studi oriental juga harus diletakkan dalam kerangka solidaritas pembebasan nasional bangsa-bangsa koloni. Perkembangan studi Indonesia di Rusia pun, seperti akan kita lihat, secara eksplisit dimaksudkan untuk bergerak dalam kisaran antara akademis dan ideologis, antara keterlibatan dalam penelitian ilmiah…

Keywords: -

---

Foto Terkait