Sekeranjang Sastra Tanpa Sayembara

Edisi: 10/33 / Tanggal : 2004-05-09 / Halaman : 72 / Rubrik : IQR / Penulis : Kalim, Nurdin , Hasan, Rofiqi ,


SUATU hari pada tahun 1983, Ida Ayu Oka Rusmini hijrah ke Bali dengan hati gundah. Di tanah leluhurnya itu, Oka berhadapan dengan sekeping realitas: perempuan Bali masih berada di persimpangan. Mereka berhadapan dengan hal-hal baru, sementara pakem-pakem adat istiadat tertanam kuat dalam struktur masyarakat Pulau Dewata itu. Tak ada pilihan, bila ingin maju, mereka harus siap menghadapi benturan sosial.

Bertolak dari kenyataan kultural itulah Oka mulai menggoreskan karyanya. "Saya ingin terus menjadi saksi Bali dan perempuannya yang sedang berubah, kemudian menuangkannya menjadi tulisan sastra yang menarik," ungkap perempuan kelahiran Jakarta, 11 Juli 1967, ini.

Oka mengawali karier kepengarangannya sebagai penulis puisi. Dari situ ia terbang ke cerpen dan akhirnya berujung di novel. Tiga novelnya--Sagra, Tarian Bumi, dan Kenanga--telah diterbitkan menjadi buku. Bahkan novel keduanya, Tarian Bumi, menjadi fenomenal sekaligus kontroversial. Novel itu dengan sangat terbuka menghantam keadaan yang melingkupi kehidupan perempuan di kalangan bangsawan Bali yang masih sangat feodal. Dan dalam konteks adat istiadat Bali, novel kedua Oka itu dipandang sebagai sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…