Virginia Woolf: Perempuan Harus Memiliki Uang Dan Ruangnya Sendiri

Edisi: 04/32 / Tanggal : 2003-03-30 / Halaman : 68 / Rubrik : LAY / Penulis : Arivia, Gadis, ,


BAGAIMANA para penulis menggoreskan tintanya tentang kehidupan Virginia Woolf? Mereka menulis dengan judul-judul seperti ini: "Virginia Woolf mengalami kekerasan seksual ketika masih kecil" (de Salvo); "Apakah Virginia Woolf terganggu pikirannya?" (Roger Poole); "Apakah Virginia Woolf pernah gila?" (Stephan Trombley), "Siapa takut dengan Virginia Woolf?" (Edward Albee dalam karya dramanya). Untuk judul yang terakhir, Hermione Lee menulis buku biografi Woolf dengan judul netral, Virginia Woolf (1999), mengungkapkan bahwa ia telah mengalami ketakutan sekian kali saat menulis tentang Virginia Woolf. Ketakutannya ini terjadi karena karakter Virginia Woolf sungguh kuat dan ia luar biasa pintar. Lee menulis dalam bukunya, "Mungkin saya akan takut bila bertemu dengannya, saya takut tidak menjadi cukup pintar untuknya." (hlm. 1)

Padahal Virginia Woolf sering digambarkan lebih sebagai seorang seniman ketimbang seorang pemikir/intelektual. Berulang kali pendapat ini ditegaskan oleh dua orang laki-laki yang paling dekat dengannya, Leonard Woof, suami Virginia Woolf, dan Quantin Bell, keponakan Virginia Woolf, dua orang yang menjadi narasumber primer buku-buku biografi Virginia Woolf di kemudian hari. Dengan demikian, penggambaran Virginia Woolf sejak awal telah dicanangkan sebagai bukan seorang pemikir, melainkan cukup sebagai seniman saja.

Woolf memang belajar secara autodidak karena ia tidak memiliki pendidikan formal. Namun, lingkungannya mendukungnya. Ia memang dilahirkan sebagai anak seorang sastrawan dan sejarawan terkenal, Sir Leslie Stephan, dengan istri keduanya, Julia. Ia dibesarkan dalam atmosfer sastra karena para budayawan Eropa sering datang menghadiri diskusi-diskusi di rumah ayahnya. Setelah ayah dan ibunya meninggal, ia bersama dua saudara kandungnya membentuk komunitas Bloomsbury, sebuah komunitas yang mendiskusikan filsafat, seni, musik, dan sastra secara intens. Di dalam komunitas inilah ia bertemu dengan suaminya, Leonard Woolf, seorang penulis, politikus, ekonom, pendek kata seorang "intelektual" yang sesungguhnya. Mereka…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…