Setelah Suara Akbar Roboh

Edisi: 09/33 / Tanggal : 2004-05-02 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Agustina, Widiarsi , ,


BIASA terlihat "dingin" dalam segala cuaca, Akbar Tandjung kelihatan agak "panas" Kamis pekan yang lalu ketika ia memimpin rapat pengurus pusat Partai Golkar di Slipi, Jakarta. Mendengar kawan-kawan dekatnya terus menggerutu tentang hasil konvensi Partai Golkar, yang dimenangi Wiranto Selasa pekan lalu, Akbar dengan suara keras berkata, "Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Masih ada tugas yang jauh lebih penting."

Rapat itu memang bukan ajang evaluasi hasil konvensi. Akbar sebagai ketua umum partai kemudian mengajak kawan-kawannya kembali terfokus pada agenda utama rapat: mencari partai lain yang hendak diajak berkoalisi dan mencari calon wakil presiden yang akan mendampingi Wiranto.

Melangkah ke depan bagi politisi seulung Akbar memang lebih penting ketimbang terus meratapi kekalahan dua hari sebelumnya. Jika Wiranto pada 5 Juli mendatang menang dalam pemilu presiden, bukankah banyak hal menarik yang bisa dilakukan Partai Golkar dan tentu juga Akbar?

Toh para pendukung Akbar tetap sulit melupakan konvensi yang di atas kertas di tangan Akbar itu. Bayangkan. Begitu masuk arena konvensi, sebelum suara daerah dikumpulkan, Akbar sudah mendapat modal 18 suara dari pengurus pusat partai. Ketika putaran pertama Akbar unggul dengan 147 suara--dengan Wiranto di urutan dua (137 suara), Aburizal Bakrie dengan 118 suara, Surya Paloh 77 suara, dan Prabowo Subianto 39 suara--sebenarnya pendukungnya mulai khawatir. Akbar gagal mengumpulkan suara 50 persen plus satu untuk langsung menang di putaran pertama.

Tapi tim sukses Akbar masih menyisakan harapan. Mereka yakin suara Aburizal Bakrie dan Prabowo bisa melimpah ke tangan Akbar. Dengan itu, "Setidaknya 60 persen suara bisa diraih oleh Bang Akbar," kata Ferry Mursyidan Baldan, salah satu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…