Tjandra Yoga: ”sembilan Puluh Persen Pasien Sars Bisa Disembuhkan”

Edisi: 06/32 / Tanggal : 2003-04-13 / Halaman : 47 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


WAJAHNYA muncul di mana-mana pada hari-hari ini: di televisi, di seminar, bahkan di ruang-ruang redaksi media massa. Wartawan mencegatnya di halaman kantor untuk meminta wawancara. Warga kota meneleponnya dengan panik, memberondong dia dengan berderet-deret pertanyaan. Namanya Tjandra Yoga Aditama, 48 tahun. Jabatan resminya Direktur Medik dan Perawatan Rumah Sakit Persahabatan. Jabatan ”tidak resmi”-nya: juru penerang SARS—setidaknya itulah julukan terbaru yang dia terima.

Berita merebaknya wabah penyakit severe acute respiratory syndrome (SARS) telah merenggutkan Tjandra Yoga dari ruang kerjanya di Rumah Sakit Persahabatan di Jakarta Timur. Dia harus berkeliling meladeni permintaan bicara di berbagai stasiun televisi, melayani wawancara dengan para wartawan, dan berbicara di sejumlah seminar. Tjandra menghabiskan lebih banyak waktu untuk menulis berbagai artikel soal SARS. ”Masyarakat harus mendapatkan penjelasan dengan benar, mana SARS dan mana yang tidak,” ujarnya kepada TEMPO.

Di Indonesia, ini termasuk penyakit baru. Kasusnya belum ada, literaturnya sulit sekali dicari. Karena itu, Tjandra memesan aneka jurnal ilmiah kesehatan dari mancanegara. Para ahli paru-paru di berbagai belahan dunia kini tengah bekerja keras untuk memerangi ”hantu-belau” yang bernama SARS. Penyakit ini telah pula menimbulkan ketakutan masyarakat yang terwujud dalam rupa-rupa reaksi: tak acuh, ketakutan, batuk-batuk sedikit dikira maut sudah menjelang. Apotek-apotek mendadak panen karena warga kota jadi gemar memborong masker.

Itu sebabnya, Tjandra bersama sejumlah dokter paru-paru lain mendesak pemerintah agar segera membentuk Tim Verifikasi SARS—rencananya dibentuk pekan ini. Tim tersebut harus memberi klarifikasi soal penyakit maut ini agar publik jangan kalang-kabut tidak keruan. Apalagi, di Indonesia penyebarannya masih simpang-siur.

Semula diberitakan ada tiga warga yang terjangkit. Seorang dirawat di satu rumah sakit di Batam dan dua pasien lain diinapkan di Rumah Sakit Infeksi Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. Belakangan, dua pasien di Sunter itu diperbolehkan pulang setelah dokter menyatakan mereka bebas dari virus tersebut.

Pemerintah juga telah menetapkan Rumah Sakit Persahabatan di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Rumah Sakit Infeksi Sulianti sebagai pusat perawatan SARS. Menurut Tjandra, Rumah Sakit Persahabatan sudah menyiapkan diri dengan baik. Mereka menerbitkan panduan diagnosis dan terapi, alur pasien, baik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…