Saddam Hussein: Sebongkah Cadas Dari Tikrit

Edisi: 06/32 / Tanggal : 2003-04-13 / Halaman : 72 / Rubrik : IQR / Penulis : Suyono, Seno Joko , ,


Iqra TEMPO menyarikan beberapa buku yang pernah ditulis tentang dia.

NAMANYA Mikhael Ramadan. Sebuah perpaduan nama yang "aneh": Mikhael diambil dari nama malaikat dalam tradisi Katolik, dan Ramadan adalah bulan suci bagi umat muslim. Tak disebutkan apakah ia Syiah, Sunni, atau Kristen Syria. Yang jelas, ia pelarian dari Irak. Pada tahun 1999, Mikhael Ramadan menulis buku In the Shadow of Saddam, yang mungkin menarik dibaca pada hari-hari ini ketika Bagdad digempur dari berbagai penjuru.

Suatu sore, setelah Saddam naik takhta pada Juli 1979. Seorang petugas rahasia menemui Mikhael di kampung halamannya di selatan Irak. Si petugas memintanya agar ikut ke Bagdad. Negara memerlukan dia karena wajahnya mirip dengan Saddam Hussein. Tiba di Bagdad, ia langsung dibawa ke sebuah puri untuk bertemu dengan orang nomor satu Irak itu. Saddam amat terkejut melihat wajah Mikhael yang bagai pinang dibelah dua dengan dirinya. Presiden Irak yang jarang tertawa itu langsung bergurau: jangan-jangan ayahnya memiliki hubungan gelap dengan ibu Mikhael Ramadan.

Saddam lantas meminta Mikhael menjadi duplikatnya: "Rakyat Irak amat mengidolakan saya, tapi saya tak punya banyak waktu untuk menyenangkan mereka. Maukah kamu berpura-pura menggantikan saya di depan umum?" katanya. Mikhael mengangguk. Selama beberapa bulan ia dilatih seluk-beluk protokol istana. Video-video rekaman kunjungan Saddam dipelajarinya. Selama sepuluh tahun lebih Mikhael Ramadan berperan menjadi Saddam palsu.

Cerita-cerita kecil—seperti pengalaman Mikhael di atas—mengenai Saddam menjadi penting pada hari-hari ini. Aneka spekulasi tentang keberadaannya beredar sejak rudal pertama pasukan koalisi dijatuhkan di Bagdad pada Kamis tiga pekan lalu. Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Jenderal Richard Myers, mengatakan kemungkinan Saddam luka berat. Banyak analisis Barat yang mendukung bahwa yang tampil di televisi bukan Saddam asli. Tapi orang pun bisa mengatakan yang sebaliknya: Saddam palsu pun pasti dididik sebagai martir sehingga bisa jadi yang remuk-redam hanyalah "kembaran" Saddam—seperti Kagemusha, samurai yang menyamar sebagai tuannya untuk duel mati dalam film Akira Kurosawa.

Sejak Perang Teluk pertama usai, terbit banyak buku yang bisa merefleksikan kembali psikologi Saddam. Penulisnya rata-rata para jurnalis Barat yang pernah meliput Perang Iran-Irak dan Perang Teluk. Juga pelarian Irak. Misalnya, Saddam's Word: Political Discourse in Iraq oleh Ofra Bengio; Saddam Hussein: A Political Biography oleh Efraim Karsh & Inari Rautsi; Study of Revenge: Saddam Hussein's Unfinished War Against America oleh Laurie Mylroie; Saddam's Secrets: The Hunts for Saddam's Hidden Weapon oleh Tim Trevan; Saddam's Bombmaker oleh Khidir Hamzah, ahli nuklir Irak yang melarikan diri dari negerinya pada tahun 1994. Rata-rata menyajikan berbagai sisi gelap Saddam, buku-buku ini bukan tidak mungkin kian menguatkan opini Presiden AS George W. Bush untuk mengeksekusi Saddam.

Sebuah buku terbaru tentang Saddam, misalnya, berjudul Saddam the Secret Life (2002). Dikarang oleh eksekutif Sunday Telegraph, London, Con…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…