Dua Wajah Bagdad

Edisi: 06/32 / Tanggal : 2003-04-13 / Halaman : 146 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Bektiati, Bina , el-Qudsy, Zuhaid, Fibri, Rommy


PASAR Al-Nasr Al-Sa'by di sebuah pagi di Bagdad. Riuh-rendah, penuh warna, bau sayur-mayur, aroma ikan segar, beras, roti, dan madu. Semua pedagang dan pembeli berceloteh memenuhi jalan-jalan sempit di pasar tradisional yang terletak di Kota Bagdad itu. Apakah perang telah membuat mereka terteror? Tidak.

Pasar Al-Nasr pernah digempur rudal Amerika Serikat pada minggu pertama invasi ke Irak. Serangan itu menewaskan tidak kurang dari 48 orang dan 56 cedera. Puing bekas hantaman misil itu pun masih tampak berserak, berbongkah-bongkah di sudut pasar. Percikan darah kering tampak masih tersisa dan melekat di reruntuhan tembok dan kayu.

Pasar itu memang sempat ditutup selama dua hari setelah penyerangan AS. Tetapi aktivitas pasar kembali berjalan seperti sediakala. Bahkan, di sekitar reruntuhan bekas rudal, para pedagang malah berjualan ikan segar dan makanan.

Keinginan untuk "kembali hidup normal" juga terlihat di pasar-pasar lain di Bagdad, seperti Jameera, Syukrah, Mathfah, dan Babul Matham. Serangan pasukan AS dan sekutunya sudah mencapai minggu ketiga, tapi persediaan kebutuhan sehari-hari sepertinya tetap tersedia, meskipun harganya mulai merayap naik—demikian menurut pengakuan beberapa orang yang diwawancarai TEMPO. Harga daging sapi, misalnya, sebelum perang 3.000 dinar, sekarang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…