Revolusi Dari Ruang Bawah Tanah
Edisi: 05/34 / Tanggal : 2005-04-03 / Halaman : 52 / Rubrik : TEI / Penulis : Sholihin, Burhan , ,
MIMPI itu muncul dari sebuah ruang di bawah tanah yang sunyi, gelap, dan dingin. Grand Forks, sebuah kota di sisi timur laut Negara Bagian North Dakota, Amerika Serikat, akhir bulan lalu memang masih dibalut musim dingin. Di rumah terpencil di tepi kebun yang berselimut salju itulah Brad dan temannya yang juga bernama Brad memulai mimpinya: menjadi penyiar radio dengan program siaran mingguan "Mengapa Memancing".
Ruangan bawah tanah milik salah seorang teman Brad itu mereka sulap menjadi studio ala kadarnya yang tak memiliki mikrofon atau panel-panel instrumen yang canggih. Tak ada pemancar yang menjulang ke langit, apalagi izin resmi untuk sewa frekuensi. Di sana cuma ada sofa tua, meja minum kopi, sebuah laptop, dan mikrofon karaoke yang di Jakarta mungkin harganya cuma sekitar Rp 75 ribu. Dan untuk menahan dingin, dua Brad itu terpaksa harus tetap memakai kaus kaki tebalnya.
Dengan memegang sebuah mikrofon sambil menatap layar laptop yang ada di atas meja kopi, mereka memuji keindahan Sungai Merah, sungai di kota mereka yang kini membeku. Dua Brad itu juga menghadirkan wawancara dengan pemancing profesional papan atas. Kemudian, mereka mengucapkan salam pamit.
"Saya Brad," kata Brad yang nama aslinya Brad Durick, 29 tahun, seorang…
Keywords: -
Rp. 15.000
Artikel Majalah Text Lainnya
O
R
Robot Hijau dari Google
2008-02-24Prototipe peranti lunak buatan google diperkenalkan pekan lalu. sejumlah pesaing siap menghadang.
T
Terkesima Kesan Pertama
2007-03-11Microsoft meluncurkan versi perorangan windows vista. mengandalkan kekuatan antarmuka.