Hidayat Nurwahid: "kami Ingin Mengganti Ke Pemimpinan Nasional"
Edisi: 07/33 / Tanggal : 2004-04-18 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
HIDAYAT Nurwahid, 44 tahun,memasuki hari-hari supersibuk. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini kerap berbicara dan berjalan sambil melihat jam tangannya. Jadwalnya memang sangat padat. Kamis pagi pekan lalu, misalnya, beberapa wartawan televisi antre untuk wawancara. Para tamu juga berdatangan ke kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, yang sangat bersahaja, di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta. "Maaf, jadwal wawancara jadi molor," ujar Hidayat kepada TEMPO.
Bahkan, saat wawancara dengan majalah ini tengah berlangsung, Hidayat terpaksa memotongnya. Doktor lulusan Universitas Islam Madinah ini harus menemui rombongan dari beberapa LSM lingkungan hidup yang telah menunggu selama dua jam. Sejurus kemudian, Hidayat meluncur ke sebuah stasiun televisi swasta untuk sebuah siaran langsung. Ia sempat berlari-lari di anak tangga studio karena waktu tayang telah tiba.
Kesibukan Hidayat berpangkal pada satu prestasi: Partai Keadilan Sejahtera, yang dipimpinnya, menjadi kuda hitam Pemilu 2004. Saat beberapa "partai Islam" lain melempem, PKS justru meraih suara lebih dibanding Pemilu 1999. Para pengamat memperkirakan PKS akan mendapat 7-8 persen (sekitar 11,5 juta) suara.
Untuk mengupas fenomena keberhasilan PKS serta konsep kekuasaan versi PKS, wartawan TEMPO Setiyardi dan wartawan Tempo News Room Istiqomatul Hayati mewawancarai Hidayat Nurwahid. Berikut kutipannya.
Pemilu 2004 baru saja usai. Bagaimana penilaian Anda soal pelaksanaannya?
Masih banyak kecurangan. Soal penghitungan suara di KPU, misalnya, mengapa yang didahulukan adalah suara di Tabanan, Bali? Bukankah Jakarta telah terlebih dahulu selesai? Itulah sebabnya sejak dulu saya mengingatkan adanya bahaya teroris pemilu. Yang paling berbahaya adalah manipulasi, karena sangat mudah dan dampaknya luar biasa. Di Petojo Utara, Jakarta, misalnya, suara PKS dipotong dari 67 menjadi 7 suara. Nah, pencuri finish sesungguhnya lebih berbahaya daripada pencuri start.
Meski begitu, hasil sementara pemilu menunjukkan PKS menjadi kuda hitam perolehan suara. Apa yang terjadi?
Ha-ha.., boleh saja kami menjadi kuda hitam, asal bukan kambing hitam. Selama ini umat Islam dan partai Islam sering hanya menjadi kambing hitam. Bahwa dalam Pemilu 2004 ini suara PKS meningkat, kami harus sangat bersyukur. Dalam perhitungan kami, suara yang akan kami peroleh bisa jadi mencapai 10 persen.
Bagaimana cara PKS meraup suara dalam Pemilu 2004?
PKS adalah partai kader dan partai dakwah. Kami mengedepankan penyebaran kader. Untuk itu, kami menjaring kader lewat akar rumput. Setiap satu orang kader PKS menggaet satu orang dalam setahun. Ini berlangsung terus-menerus. Secara matematik, akumulasinya akan menjadi deret ukur. Perekrutan model ini dimungkinkan karena kader PKS mayoritas anak-anak muda terpelajar yang punya semangat untuk menyebarkan nilai-nilai kami.
Selain itu, apa yang membuat suara PKS meningkat tajam dibanding Pemilu 1999?
Rakyat melihat perbuatan kader-kader…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…