Seorang Guru Bernama Jostein Gaarder

Edisi: 07/33 / Tanggal : 2004-04-18 / Halaman : 59 / Rubrik : IQR / Penulis : Chudori, Leila S. , ,


JIKA semua guru di dunia bernama Jostein Gaarder, murid- murid sekolah di dunia akan menikmati pendidikan bak sebuah ceritera yang mengasyikkan. Jika semua guru sejarah, ilmu pengetahuan, sains, teologi, dan filsafat memahami bagaimana mengisahkan ilmu yang tampak begitu kompleks dan menjemukan menjadi sebuah buku cantik yang asyik dibaca berulang-ulang, persoalan pendidikan selesai sudah.

Melalui novel Sophie's World, yang meledak berjuta-juta eksemplar dan diterjemahkan ke dalam 40 bahasa, Jostein Gaarder bukan hanya memperkenalkan sejarah filsafat sejak awal perkembangannya hingga abad ke-20 secara sederhana, tetapi juga menggunakan sebuah teknik yang cerdas. Seperti juga dalam novel The Solitaire Mystery, The Christmas Mystery, dan Through a Glass, Darkly, The Ringmaster's Daughter, Gaarder menanamkan misteri yang membuat seluruh pembacanya bersedekap dengan bukunya hingga halaman terakhir. Beberapa novelnya yang tidak dikategorikan untuk anak-anak adalah Maya, Vita Brevis.

Diwawancarai oleh wartawan TEMPO Bambang Harymurti di Oslo, Norwegia, novelis ini sebelumnya bekerja sebagai guru dan kini ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk menulis dan menjadi "guru" bagi semua muridnya di dunia.

"Saat itulah kau bertanya apakah kau boleh mencium rambutku. Kau menciumnya. Saya bisa merasakan napasmu di leherku ketika kau memilin-milin helai panjang rambutku dan mengendus aromanya. Seolah-olah kau ingin menarik seluruh diriku ke dalam dirimu, seolah-olah aku menemukan sebuah rumah di dalam dirimu. Saya merasa kau ingin menyatakan bahwa aku selalu milikmu karena jiwa kita sudah bersatu. Ini semua terjadi sebelum Monica datang ke Milan; dan sebelum terjadi rencana pernikahan itu dan juga sebelum kau bertemu dengan para teolog itu...."

(Terjemahan bebas dari Vita Brevis, a Letter to St. Augustine, hlm. 81)

NOVEL Vita Brevis bukanlah sebuah novel yang menjadi ciri khas sastrawan Norwegia Jostein Gaarder. Tetapi ini sebuah kisah romantis dan tragis yang justru sangat menarik karena sangat dekat dengan hati Gaarder: sejarah dan teologi.

Namun, harus diakui, adalah novel filsafat Sophie's World yang meletakkan nama Jostein Gaarder di peta sastra dunia. Tak ada pembaca sejati yang tak mengenal nama Jostein Gaarder dengan Sophie's World. Terbit pertama kali pada 1991 dalam bahasa Norwegia dengan judul Sofie's Verden, buku ini--tanpa diduga penulisnya sendiri--meledak dan diterjemahkan ke dalam 42 bahasa. Di Indonesia, novel ini diterbitkan oleh Mizan dengan judul Dunia Sophie.

Bekerja sebagai seorang guru filsafat selama 12 tahun, Gaarder merasa bahwa filsafat seharusnya bisa dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas dengan cara yang lebih mengasyikkan. "Saya menyadari, jika orang bisa membaca filsafat dalam kerangka suatu ceritera, mereka pasti akan mau membacanya." Maka suatu hari dia mengungkapkan kepada istrinya bahwa ia ingin sekali menulis sebuah buku filsafat yang tak akan menghasilkan banyak uang. "Istri saya mengatakan tulislah."

Dan ternyata buku itu dapat terjual hingga jutaan eksemplar di setiap negara yang menerjemahkannya. Di Jepang, Sophie's World terjual 1,6 juta eksemplar hanya dalam waktu enam bulan; di Jerman terjual 1,5 juta eksemplar. Pada 1995 Sophie's World menduduki posisi pertama dalam daftar buku terlaris, mengalahkan Celestine Prophecy karya James Redfield.

Buku Sophie's World sebetulnya, seperti yang diakui Gaarder, adalah sebuah pendidikan pengantar filsafat yang dikemas dalam bentuk novel. Syahdan, seorang gadis remaja 14 tahun menemukan sebuah surat misterius yang berisi satu pertanyaan mendasar dan eksistensial: "Siapakah kamu?" Surat-surat misterius itu berdatangan setiap hari,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…