Jostein Gaarder: "saya Ingin Mengajar Di Seluruh Dunia"

Edisi: 07/33 / Tanggal : 2004-04-18 / Halaman : 64 / Rubrik : IQR / Penulis : , ,


DI Library Bar, sebuah tempat para sastrawan duduk, minum, dan memberikan wawancara, sastrawan Jostein Gaarder tampak tenteram. "Ini tempat para penulis menerima wartawan seperti Anda," ujarnya kepada Bambang Harymurti dari TEMPO, yang menemuinya di Oslo, Norwegia. Inilah kegiatan Gaarder sehari-hari, menulis dan memberikan wawancara, terutama sejak novel filsafatnya berjudul Sophie's World meledak beberapa tahun silam dan diterjemahkan ke dalam 42 bahasa.

Ayah dua putra--masing-masing berusia 30 dan 22 tahun--serta kakek satu cucu ini tampak masih terlalu muda dan segar. Meski sudah menghasilkan beberapa novel, Gaarder saat ini lebih identik dengan novel filsafat Sophie's World (diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Mizan menjadi Dunia Sophie), yang lebih merupakan "Pelajaran Ilmu Pengantar Filsafat 101" dalam bentuk fiksi. Ia sendiri mengaku "ingin mengajar dan menyebarkan pengantar filsafat dengan cara yang tidak menjemukan" melalui novel ini. Sesungguhnya Gaarder juga telah menerbitkan berbagai novel lain yang menarik, dan bahkan jauh lebih dalam daripada Sophie's World, antara lain The Frog Castle, The Solitaire Mystery, The Christmas Mystery, Through a Glass Darkly, Hello, Is Anybody There?, yang merupakan novel kanak-kanak remaja (yang ternyata juga digemari pembaca dewasa). Selain itu, ia juga melahirkan karya-karya sastra untuk bacaan dewasa seperti Vita Brevis dan Maya (baca, Dan Sang Guru Berkata...).

Pada umumnya, pada novel-novelnya di luar Sophie's World, Gaarder tak bisa terhindar dari kecenderungannya bertutur seperti seorang guru, seorang pedagog, seseorang yang lebih ingin membagi informasi. Itu semua disebabkan ia memang seorang guru yang lahir dari pasangan guru pula. Lahir di Oslo pada 1952, Gaarder adalah anak kedua dari tiga bersaudara. "Kedua orang tua saya adalah guru yang memiliki banyak buku di rumah. Yang paling mengilhami saya adalah mereka bersikap sangat toleran, terbuka. Banyak orang di rumah kami, dengan pandangan yang berbeda-beda," kata Gaarder.

Itulah sebabnya Gaarder sendiri tumbuh menjadi seorang penulis yang sangat luas jangkauannya. Ia menulis untuk anak-anak, tetapi pembaca dewasa pun menyukainya. Ini juga terpancar dari bagaimana ia mengajar filsafat selama 12 tahun untuk murid-murid yang sudah lulus SMU yang tengah menapak menuju perguruan tinggi di Bergen, sebelah barat Norwegia.

Sebelum novel Sophie's World meledak, Gaarder sudah menulis novel The Solitaire Mystery. "Penerbit saya, bahkan setelah sukses dengan Solitary Mystery, ragu-ragu menerbitkan Sophie's World. Buku itu dianggap terlalu panjang, 500 halaman tentang filsafat bagi kaum remaja. Mungkinkah? Dan ketika mereka memutuskan melakukannya, saya kirim sebuah kartu pernyataan terima kasih bahwa mereka menerbitkan buku komersial yang begitu panjang. Dan kemudian buku itu menjadi yang paling komersial di Norwegia. Saya tidak menduga hal ini terjadi," tuturnya kepada TEMPO.

Penggemar karya sastrawan Jerman, Thomas Mann, ini juga seorang penggemar olahraga gunung dan hiking. Berikut adalah petikan wawancaranya.

Dengan novel filsafat Sophie's World, Anda menjadi terkenal. Itukah novel favorit Anda?

Sophie's World adalah terobosan internasional saya. Setahun sebelumnya saya menulis Solitaire Mystery, dan saya menganggap inilah karya terbaik saya, meski novel Sophie's World menjadi kondang luar biasa di seluruh dunia. Maka, terbukalah pintu bagi buku-buku saya lainnya. Berkat Sophie's World, semua buku saya kini terbit di mana-mana dan saya sangat berbahagia karenanya. Saya sudah beruntung buku ini dibaca begitu banyak orang.

Kenapa Solitaire Mystery Anda anggap karya terbaik Anda?

Karya ini lebih dari suatu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…