Memuntir Harga Minyak Impor
Edisi: 04/34 / Tanggal : 2005-03-27 / Halaman : 63 / Rubrik : INVT / Penulis : Manggut,Wenseslaus
BAHAN bakar minyak sudah menjadi komoditas politik. Begitu harga bergerak naik, bukan hanya pasar yang bereaksi, tapi massa yang marah. Aksi protes meledak di mana-mana.
Protes juga dilontarkan ke alamat Pertamina. Penguasa tunggal pasokan minyak Indonesia itu dituding tidak transparan dan tak efisien dalam pengadaan BBM dalam negeri.
Investigasi Tempo edisi ini menelusuri pengadaan dan penyaluran BBM jenis premium dan pertamax. Ada temuan menarik. Ternyata, premium yang didatangkan oleh Pertamina dari Cina, melalui Singapura, sebagian dijual oleh pengusaha pompa bensin di Jakarta sebagai pertamax.
Angka oktan premium impor itu memang mendekati angka oktan pertamax. Si pengusaha ?nakal? hanya menambah pewarna biru untuk mengelabui konsumen yang membayar ?premium plus warna biru? itu seharga pertamax, yaitu Rp 2.300, padahal harga premium biasa hanya Rp 1.810?sebelum kenaikan harga BBM terakhir ini.
Seperti diketahui, karena keterbatasan produksi dalam negeri, Indonesia mengimpor sekitar 35 persen premium. Di pasar internasional, premium beroktan 88 yang dijual di sini tidak tersedia. Yang tersedia adalah minyak tanpa timbel (unleaded gasoline) yang angka oktannya hampir sama dengan pertamax. Premiun impor beroktan pertamax inilah yang ?dimainkan? oleh tangan-tangan jail.
Praktek curang ini pernah dilacak oleh Tim Terpadu BBM, sebuah tim yang dibentuk Presiden Megawati untuk menyelidiki praktek penyelewengan BBM. Tim ini menemukan: dalam periode Februari hingga November 2003 saja, uang yang mengalir di permainan ini ditaksir sebesar Rp 312 miliar. Impor minyak tanpa timbel masih terus berlangsung sampai sekarang.
Slamet Singgih, bekas ketua Tim Terpadu BBM, mensinyalir para pengusaha pompa bensin ?nakal? bermain mata dengan sejumlah pegawai dan pejabat di Pertamina.
Tim Terpadu itu baru memeriksa sejumlah pejabat Pertamina. Namun, pada Mei 2004, Presiden Megawati membubarkan Tim tersebut (lihat Minyak Impor). Slamet Singgih menuding Hary Purnomo, Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina saat itu, melakukan ?gerilya? ke atas untuk membubarkan Tim Terpadu ini.
Selain menelusuri kiat para pengusaha pompa bensin nakal, Tempo juga mewawancarai sejumlah sumber yang diduga mengetahui soal ini. Misalnya Bambang Kesowo, mantan Menteri Sekretaris Negara. Tentu saja tokoh terpenting cerita ini, yaitu Hary Purnomo, kami wawancarai. Dia membantah keras tuduhan berada di balik pembubaran Tim Terpadu (lihat Tuduhan itu Perlu Dibuktikan).
Aksi permainan BBM tak hanya menyangkut Pertamina. Kami juga menemukan bahwa praktek oplosan tetap semarak. Di Cilegon Timur, Provinsi Banten, seorang pengusaha menimbun BBM hingga 200 ton, tepat di samping pompa bensin milik Pertamina.
Aksi penyelundupan juga masih meriah. Di Nusa Tenggara Timur, ditemukan sejumlah kapal tengah bersiap menyelundupkan minyak ke Timor Leste, negeri baru yang harga minyaknya tiga kali lipat dari Indonesia. Di wilayah barat, penyelundupan berlangsung di perbatasan Indonesia-Singapura (lihat Sepi di Laut, Bergairah di Darat).
Sejumlah kalangan menuding bahwa permainan minyak impor, oplosan, penyelundupan, terjadi lantaran manajemen Pertamina kurang rapi. Bekas Direktur Utama Pertamina, Baihaki Hakim, pernah melansir Pertamina bisa berhemat Rp 10 triliun kalau segala inefisiensi itu bisa dihentikan.
Artinya, kalau penghematan dilakukan, mungkin kenaikan harga BBM tidak perlu setinggi sekarang. Adegan memalukan berupa kericuhan dan nyaris adu pukul di Senayan tak perlu kita saksikan. Dan, di negeri ini tak perlu ada catatan rekor baru: seorang presiden sampai dibawa ke Mahkamah Konstitusi hanya gara-gara minyak.
**************************************************
POMPA bensin itu terletak di Jalan Gatot Subroto, satu jalur bisnis dan perkantoran yang megah di Jakarta Selatan. Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya letaknya cuma tiga kilometer dari…
Keywords: Penyaluran BBM, Penyaluran Pertamax, Pertamax, Impor BBM, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.