Mencegah Pagar Betis Di Tanah Rencong
Edisi: 08/32 / Tanggal : 2003-04-27 / Halaman : 24 / Rubrik : NAS / Penulis : Zulkifli, Arif, Sepriyossa, Darmawan, Junaedy, Cahyo
DUA pesawat tempur jenis Bronco OV-10 mendadak terbang rendah di atas Kota Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis pekan lalu. Suaranya keras meraung-raung. Pagi itu, sebagian besar penduduk kota minyak di pesisir utara Aceh itu sedang sibuk bekerja atau berkeliaran di jalan-jalan.
Ketika kedua pesawat itu terus merendah, sebagian orang mulai panik. Ada yang menutup telinga, ada pula yang berteriak histeris. Di Jalan Merdeka, tepat di persimpangan gedung Bank Tabungan Negara, sejumlah kendaraan berhenti bersamaan. Para pengemudi saling tatap mencari tahu apa yang terjadi.
Serangan mendadak? Bukan. Ini penerbangan untuk mengetes mesin pesawat. âCuma untuk memastikan bahwa setiap saat pesawat-pesawat itu siap diterbangkan,â kata Wakil Komandan Satuan Tugas Penerangan Komando Operasi TNI di Aceh, Mayor Laut Eddi Fernandi. âDaripada hanya didiamkan, lebih bagus diterbangkan,â katanya lagi.
Meski bukan operasi militer, âserangan udaraâ pagi di atas Kota Lhokseumawe itu meremas jantung warga. Sejak dua pekan lalu warga Aceh cemas akan operasi militer yang didengung-dengungkan akan diambil pemerintah RI untuk menghantam Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Terbayang di mata mereka ketika Aceh dijadikan daerah operasi militer sepanjang 1989-1998.
âSaya trauma kalau mengingat sweeping TNI. Jika diinterogasi tentara, apa pun jawaban kita akan mereka bilang bohong,â kata Ismail, bukan nama sebenarnya, seorang warga Desa Simpang Keuramat, Aceh Utara. Selanjutnya, semua orang mafhum, popor senjata akan menghantam pelipis atau bogem mentah menghunjam rusuk penduduk yang dianggap tak mau bekerja sama.
Beruntung perang tak jadi pecah di Acehâsetidaknya dalam waktu dekat. Presiden Megawati Soekarnoputri Rabu lalu menyatakan, âAkan menempuh segala cara untuk menyelesaikan masalah Aceh di luar operasi militer.â Padahal sebelumnya Jakarta ngotot akan menggelar perang. âGAM harus dihadapi dengan keras,â kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Menurut Panglima Kodam Iskandar Muda, Djali Yusuf, ia kini memiliki 26 ribu personel TNI dan Polri yang siap angkat senjata.
Di laut juga siaga. Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh, menyatakan terdapat dua batalion tim pendarat Angkatan Laut yang siap bergerak jika operasi militer di Nanggroe Aceh jadi dilaksanakan. Pasukan ini berasal dari satuan tempur Amphibi, satuan elite Angkatan Laut Detasemen Jala Mangkara, kavaleri dan infanteri. Mereka diangkut…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?