Naik Kereta Menuju Bandara

Edisi: 33/35 / Tanggal : 2006-10-15 / Halaman : 120 / Rubrik : EB / Penulis : Arvian, Yandhrie , ,


TANAH baru saja terang. Sebuah truk kontainer terguling di jalan tol Cengkareng. Macet hingga enam jam. Ratusan calon penumpang terlambat sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Lima puluh dua penerbangan ditunda keberangkatannya. Inilah salah satu rekor buruk bandara sejak beroperasi pada 1985.

Peristiwa tiga tahun lalu itu mestinya tak perlu terjadi bila saja tol Cengkareng bukan satu-satunya akses yang mengaitkan jantung Jakarta dengan Bandara Soekarno-Hatta. Tapi, itulah: hingga kini lebih dari 80 ribu penumpang per hari yang hendak bepergian dari bandara itu harus melalui jalan tersebut.

Menurut data PT Jasa Marga, volume kendaraan yang lewat tol itu pada 2005 sudah menembus 709 ribu per hari—tertinggi di antara jalan tol lainnya. Mudah ditebak, kemacetan hampir menjadi langganan. Belum lagi bila hujan deras mengguyur, banjir bisa menggenang. Waktu tempuh menuju dan keluar bandara semakin tak pasti.

Masuk akal bila penumpang pesawat yang ingin menuju Bandara Soekarno-Hatta membutuhkan akses alternatif. Satu di antara pilihannya adalah kereta api. Airport Region Conference (ARC) di Eropa juga menyarankan, bandara yang melayani lebih dari 10 juta penumpang per tahun sudah seharusnya dilengkapi sarana kereta api. Bandara Soekarno-Hatta melayani 29 juta penumpang per tahun.

Ikhtiar…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…