Mendengar Para Kartunis Bicara
Edisi: 02/34 / Tanggal : 2005-03-13 / Halaman : 54 / Rubrik : SR / Penulis : Priyanto S., ,
DALAM agenda nasional, umur pasangan S.B. Yudhoyono-Jusuf Kalla yang menang pemilu secara mencolok baru saja lewat seratus hari. Tapi para kartunis yang dibebaskan untuk memamerkan karya apa saja itu seakan telah sepakat mengangkat subtema korupsi. Tak ayal lagi, gambar tikus sebagai kiasan sosok koruptor bertebaran di banyak karya peserta. Antara tikus dan koruptor memang terdapat keakraban tak terkira: sama-sama hama, sama-sama sanggup mendatangkan kebocoran di mana saja.
Beberapa kartunis juga meminjam tsunami untuk mengungkap pesan kartunnya. Ada juga beberapa yang menggunakan setting dan tokoh yang sudah dikenal masyarakat untuk melempar sindirannya. Tapi rata-rata tema di atas diungkap secara lucu, menyindir, ataupun pesimistis, tanpa menjadi sarkastis. Ya, mungkin begitulah "etika" masyarakat kita yang hati-hati melempar kritik.
Para kartunis itu sendiribagian dari Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia)baru selesai memilih ketua baru. Musyawarah Kartunis Nasional 2005 berlangsung tiga hari, 15-17 Februari, di Ubud memilih Jango Paramitha sebagai ketua baru. Ketua lama, Pramono yang telah terpilih tiga periode berturut-turut, memproklamasikan: regenerasi harus terjadi. Tapi Pramono…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…