Proyek Negara-bangsa Berantakan?
Edisi: 01/34 / Tanggal : 2005-03-06 / Halaman : 71 / Rubrik : DMS / Penulis : Syafaatun, ,
Republik Indonesia juga terancam. Krisis multidimensi sejak 1997 menjalarkan kerusakan di semua sendi kehidupan. Krisis ekonomi kemudian diikuti konflik etnis dan bentrok agama di berbagai wilayah. Pluralisme, yang diagung-agungkan sebagai kekuatan, mulai dipertanyakan: adakah kemajemukan itu anugerah atau azab bagi bangsa ini?
Survei Demos mengindikasikan adanya harapan dan kepercayaan kuat para aktor demokrasi tentang potensi pluralisme. Namun, para aktor memiliki kekhawatiran yang besar atas terus berlangsungnya praktek negara otoriter dan meruyaknya konflik di berbagai wilayah. Konflik yang terjadi merupakan sinyal reaksi terhadap rezim otoritarian yang telah merampas dan membalikkan arah Proyek Indonesia demi kepentingan rezim itu sendiri.
Adakah alternatif bagi proyek negara-bangsa ini agar menjadi proyek yang melahirkan negara demokratis?
SEKELOMPOK pemuda mengendap-endap di kegelapan malam. Mereka mencoba melewati penjagaan ratusan aparat polisi. Tujuan: mencapai rumah Alex Manuputty. Pimpinan eksekutif gerakan Republik Maluku Selatan itu sudah lama meninggalkan rumah ituhanya beberapa kerabat tersisa. Tetap saja para pemuda datang untuk mengibarkan bendera RMSlambang identitas gerakan yang hari jadinya selalu diperingati pada 25 April. Pemerintah setempat telah mengeluarkan larangan bagi aktivitas gerakan yang bercita-cita memisahkan diri dari Republik Indonesia. Itu sebabnya, setiap menjelang ulang tahun RMS, selalu ada persiapan ekstra yang dilakukan polisi di Maluku Selatan. Tahun-tahun belakangan, hari jadi RMS selalu ditandai dengan kericuhan. Mereka mencoba mengibarkan bendera RMS sebagai bukti eksistensi diri.
RMS, Gerakan Aceh Merdeka, Organisasi Papua Merdeka, serta gerakan pemisahan diri di Riau dan Kalimantan Timur, adalah gerakan-gerakan separatis yang dianggap mengancam eksistensi sebuah kedaulatan dan negara kesatuan bernama RI. Sebagai sebuah negara kepulauan besar, Indonesia mulai mengalami dekonstruksi terhadap persoalan-persoalan kebangsaan setelah lebih dari 75 tahun sebelumnya kekuasaan-kekuasaan lokal dan primordial negeri ini mengikat diri melalui Sumpah Pemuda pada 1928.
Sebagai sebuah negara, Indonesia telah mengalami pasang-surut dalam pembentukannya. Memasuki abad modern, proyek negara-bangsa ditekadkan berdiri melalui Sumpah Pemuda…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ibarat Menunggu Godot
2005-07-24Pemilihan langsung kepala daerah (pilkada) ditunggu banyak orang dengan antusiasme tinggi. ada harapan bahwa pilkada…
Dua Wajah dalam Pilkada
2005-07-24Pemilihan kepala daerah diharapkan dapat memperbaiki representasi politik rakyat. faktanya, pemilihan itu tak mencerminkan keinginan…
Pilkada: Kegagalan 'Crafting Democracy'
2005-07-24Sejak 1999 dan menjelang sidang tahunan mpr 2000, cetro (centre for electoral reform), yang didukung…