Bola Buntet Untuk Sang Maradona Di Antara Dua Poros
Edisi: 03/33 / Tanggal : 2004-03-21 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Budiyarso, Edy , Ivansyah , Sunudyantoro
ACARA belum rampung benar ketika Kiai Ahmad Sofyan keluar dari ruang pertemuan. Paras kecut tampak di wajah kiai asal Situbondo, Jawa Timur itu. Jelas ada kegundahan di hatinya. Namun sepatah kata pun tak keluar dari mulutnya ketika para kuli tinta merubung dan meminta komentarnya seputar isi pertemuan. Dikawal santri dan banser, dengan langkah gontai Kiai Sofyan langsung menuju mobil dan segera meninggalkan kompleks pesantren.
Selasa pekan lalu itu, di lantai dua kediaman K.H. Abdullah Abbas, Buntet, Cirebon, Jawa Barat, tengah berlangsung sebuah pertemuan mahapenting. Dari pagi hingga petang, 27 kiai waskita--yang dipercaya memiliki maqam (tingkat pemahaman ilmu agama--Red) paling tinggi--berkumpul untuk sebuah rapat penting. Berdatangan dari pelosok Jawa, Makassar, Kalimantan, dan Sumatera, mereka tengah berikhtiar untuk satu urusan krusial: mencari calon presiden yang pas buat warga nahdliyin dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Acara yang dikemas dengan tajuk "Silaturahmi Para Masyich (Guru)" itu dibuka dengan doa khusyuk yang langsung dipimpin Kiai Mutohar Abdurrahman, ulama paling tua dan guru tarekat asal Mranggen, Demak, Jawa Tengah.
Urusan satu ini memang terasa mendesak buat warga NU. Pemilihan presiden sudah dekat. Para kandidat dari partai di luar PKB sudah gencar "mengalap" berkah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?