Tafakur Laut Seorang Jeihan
Edisi: 03/33 / Tanggal : 2004-03-21 / Halaman : 64 / Rubrik : SR / Penulis : Firmansyah, Arif , ,
HATI dan pikiran Jeihan terbenam pada fenomena pasang-surut air laut. Pelukis itu terpesona. Kala pasang, air asin itu seolah membelai perahu, lalu menari bersama. Saat air surut, tak seorang pun sanggup mencegah perahu terdampar di bibir pantai. Laut begitu perkasa, perahu paling canggih pun harus tunduk pada kuasa laut.
Tiga tahun menjelajahi laut di perairan Ujung Kulon, Jeihan kini rajin bertafakur. Pekan lalu, lelaki kelahiran Solo ini memamerkan 42 karyanya--semua hasil kreasinya selama setahun terakhir--dalam sebuah pameran tunggal di Jakarta. Ombak (2004), salah satu karya yang ditampilkan dalam pameran bertajuk Misteri dan Harmoni itu, menggambarkan suasana batinnya yang begitu tergugah akan kuasa laut. Ombak berbentuk lima garis putih di lautan biru. Permukaan kanvasnya nyaris tertutup lima garis yang membentuk gundukan layaknya bukit itu.
Dan Jeihan cukup reflektif. Di puncak ombak, dua perahu kecil tampak pasrah, mengikuti keinginan gelombang. Seperti garis-garis dalam lukisannya, Jeihan memang tampak tegas dan kaku, tapi juga bersahaja. Dan tamsilnya juga tak terkesan mengada-ada: ombak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…