Susahnya Membagi Kecap

Edisi: 52/33 / Tanggal : 2005-02-27 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : Rulianto, Agung , Yophiandi,


ANAK-ANAK di kamp pengungsi Neuheun, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, menatap heli yang berseliweran di atas kepala mereka. Hari itu, entah sudah berapa belas kali kumbang-kumbang besi itu melintas di langit membawa karung-karung beras, mi instan, air mineral, dan lauk-pauk. Tak satu pun yang mampir ke kamp mereka.

Sejak jalur darat dari Banda Aceh terbuka, akhir bulan lalu, pengiriman bahan pokok melalui udara ke Neuheun dihentikan. Bantuan untuk kamp pengungsi yang berjarak sekitar 20 kilometer dari ibu kota itu digantikan truk. Sayangnya, truk-truk pengangkut bahan makanan pun tidak lagi singgah ke kamp yang dihuni 1.870 pengungsi korban bencana gelombang tsunami akhir tahun lalu itu.

"Sudah sepekan lebih kami tak mendapat sembako," kata Agus, pengungsi yang ditemui Tempo, Kamis pekan lalu. Para koordinator pengungsi masih terus berupaya mencari bantuan. Beberapa lembaga swadaya masyarakat yang mereka datangi mengaku sudah tak lagi menyediakan bahan pangan, karena tugas mereka telah memasuki tahap rekonstruksi, bukan lagi darurat.

Meminta ke pemerintah? "Wah, susah!" kata seorang koordinator yang menolak disebut namanya. Mereka masih ingat, pada hari ke-17 pascabencana, seorang menteri dari Jakarta datang ke kamp mereka didampingi Wakil Gubernur Aceh Azwar Abubakar. Di depan sorotan beberapa kamera televisi sang menteri menjanjikan jatah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?