Pelanduk Itu Bernama Libanon

Edisi: 52/33 / Tanggal : 2005-02-27 / Halaman : 140 / Rubrik : LN / Penulis : Parera, Philipus , ,


KABAR itu tersiar cepat, menyambar-nyambar seantero Beirut seperti kilatan petir: Rafik Bahaa Edine Hariri meninggal. Nyawa bekas Perdana Menteri Libanon itu direnggut oleh ledakan bom di jalanan Kota Beirut, ibu negeri Libanon. Berita itu membikin penduduk kota menghambur ke jalan raya dalam seketika. Mereka meraung-raung, memekikkan amarah dan kutuk terhadap Suriah: pihak yang mereka tuduh sebagai dalang kematian Hariri.

Di Paris, Presiden Prancis Jacques Chirac, sahabat kental Hariri, mencak-mencak. Dia segera menggagas suatu pernyataan resmi. Isinya, Prancis mengutuk aksi keji tersebut dan minta Libanon terbuka kepada penyelidik internasional. Tangan-tangan pun mulai menuding ke Damaskus. Hanya sehari berselang, pemerintah Amerika memanggil pulang Duta Besar Margaret Scobey dari ibu kota Suriah itu.

Begitulah. Peristiwa-peristiwa melintas cepat menyusul ledakan bom mobil itu. Kejadian tersebut, yang sejatinya merupakan masalah politik rumah tangga Libanon, mendadak berkembang menjadi perseteruan multinegara yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…