'tausyiah' Jangan, Dukung Pkb Silakan
Edisi: 52/32 / Tanggal : 2004-02-29 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Wijayanta, Hanibal W.Y. , Setiyardi , Wibowo, Kukuh S.
KIAI Hasyim Muzadi berbaring di ruang kerjanya di lantai tiga Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di kawasan Kramat Raya, Jakarta. Jumat pekan lalu, selepas salat Jumat, Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) itu kelihatannya masuk angin. Ia minta ajudannya "mengeroki" badannya. Tapi ia tidak tenang berbaring. Sudah lima kali ia bangkit berdiri. Konsep sebuah surat yang disodorkan sekretarisnya tidak kunjung memenuhi keinginannya.
Ketimbang repot, ia akhirnya mengambil jalan pintas. Kiai Hasyim meraih kertas konsep kelima itu. Sambil duduk di kursi, ia mencoret kalimat yang disusun si sekretaris dan menuliskan kalimat yang baru. "Lha..., ngene lo (Nah, begini lo...)," ujarnya. Dengan segera, Ghozi, sekretaris itu, mengetik ulang konsep surat tersebut. Setelah membaca sejenak, Hasyim menandatangani surat itu. Maka, meluncurlah surat penting itu menemui pihak yang dituju: Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, yang berkantor di Surabaya.
Surat penting? Jelas. Melalui surat tersebut, Ketua Umum PBNU itu meminta Pengurus Wilayah NU Jawa Timur membatalkan rencana mengadakan tausyiah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?