Prancis
Edisi: 52/32 / Tanggal : 2004-02-29 / Halaman : 138 / Rubrik : CTP / Penulis : Mohamad, Goenawan , ,
YANG suci tampaknya belum surut. Juga ketika mukjizat menghilang dan Tuhan hanya disebut dari ruang yang hingar. Dunia memang mengalami Entzauberung--sepatah kata dari Weber yang terkenal itu, yang menggambarkan hilangnya tuah dari kehidupan. Modernitas hadir. Tapi tidakkah modernitas yang sekuler itu juga punya batas?
Prancis: di negeri ini, di mana Islam agama terbesar No. 2, anak-anak muslimah datang ke sekolah dengan berjilbab. Mereka tampaknya merawat apa yang sakral. Mungkin petuah orang tua tentang tradisi dan harga diri. Mungkin ajaran agama. Mungkin juga tubuh mereka, hingga perlu diberi tabir dari debu duniawi dan dari jamahan yang profan. Mungkin sekali ketiga-tiganya.
Tapi apa yang terjadi jika sesuatu yang dianggap suci bentrok dengan sesuatu yang dianggap suci? Di Paris, Régis Debray, dalam wawancara dengan majalah Lire nomor Februari ini, mengingatkan, "Kita jangan mencampuradukkan yang suci dengan yang religius, dan yang religius dengan yang ilahiah." Sebab banyak "agama tanpa dewa-dewa dan tanpa Tuhan."
Dari Debray, suara ini menarik untuk didengar. Dalam umur 64 tahun, ia bertahun-tahun mewakili suara yang kiri, bahkan radikal.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…