Tolak Dahulu, Dukung Kemudian
Edisi: 51/32 / Tanggal : 2004-02-22 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Sugiharto, Jobpie , Febrianti , Amin, Syaiful
ADA yang bertepuk tangan, ada juga yang mengumpat keputusan Mahkamah Agung. Itulah yang terjadi Kamis pekan lalu di markas Partai Golkar Yogyakarta di Jalan Jenderal Sudirman. Sikap kader Beringin di Kota Gudeg itu memang terbelah dua ketika mendengar Mahkamah Agung menerima kasasi Akbar Tandjung.
"Kami tetap konsisten tak akan memilih Akbar dalam konvensi," ujar Sekretaris Golkar di Yogya, Gandung Pardiman, kepada TEMPO. Dia mewakili kelompok "anti-Akbar". Alasannya, nama Akbar tak masuk di deretan lima besar dalam konvensi daerah Yogyakarta, Oktober tahun lalu. "Pandawa lima" pilihan Golkar Yogya kala itu: Sri Sultan Hamengku Buwono X, Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, dan Wiranto. "Kalau nanti ada pengurus Yogya yang memilih Akbar, berarti berkhianat," ucapnya lagi.
Gandung yakin, dukungan tidak otomatis mengalir untuk Akbar. Kata dia, citra Ketua Umum Partai Golkar itu telanjur negatif, lagi pula banyak kritik atas keputusan MA. "Hari ini kami mulai panen demonstrasi atas kebebasan Akbar," ujar ketua harian badan pemenangan pemilu Golkar Yogyakarta ini, Jumat lalu.
Suara Gandung senada dengan bosnya,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…