Katakan Merah Adalah Merah
Edisi: 12/22 / Tanggal : 1992-05-23 / Halaman : 20 / Rubrik : NAS / Penulis : ABS
TAK mau kepalang tanggung, pada hari pertama kampanye, Ketua Umum PPP Buya
Ismail Hasan Metareum langsung melempar nama calon presiden dari partainya.
Siapa lagi kalau bukan Soeharto.
; Berbicara di hadapan massa di Surabaya, Buya mengatakan tekad itu diambil
untuk menampung aspirasi pengikut partainya termasuk kiai dan para ulama
selain melihat sekarang ini Pak Harto merupakan tokoh yang punya kapabelitas
dan akseptabilitas. Sekadar contoh, Buya menceritakan pesan almarhum Kiai
As'ad Syamsul Arifin, kiai sepuh NU dari Situbondo itu, ketika ditemuinya dua
tahun yang lalu. "Kiai As'ad berpesan agar saya mencalonkan Pak Harto,"
katanya.
; Dengan demikian, PPPlah satu-satunya kontestan yang terang-terangan menyebut
nama calon presiden dalam kampanye ini. Tampaknya, hal ini membuat risih para
juru kampanye Golkar. Sekalipun DPP Golkar berketetapan baru akan membicarakan
calon presiden setelah pemilu, toh juru kampanye Beringin akhirnya terpaksa
melibatkan diri berbicara soal calon presiden.
; Sehari kemudian, dalam berkampanye untuk Golkar di Cilincing, Jakarta Utara,
Menko Polkam Sudomo seakan menjawab Buya. Ia berkata di hadapan massa, "Sudah
tahu belum bila Pak Harto itu Golkar?" Setelah massa menjawab, Sudomo
melanjutkan, "Bila sudah tahu Pak Harto itu Golkar, tak usah lagi
kampanye-kampanyean memilih presiden."
; Soal itu diperjelas Sudomo kepada wartawan, seusai berkampanye di Kemayoran,
Jakarta, pekan lalu. dengan menyatakan keyakinannya bahwa Golkar akan
mencalonkan kembali Pak Harto sebagai presiden periode mendatang.
; Juru kampanye Golkar yang lain, Moerdiono, tak ketinggalan pula bicara soal
presiden. "Golkar tak mau seperti membeli kucing dalam karung. Yang dipilih
adalah pemimpin yang benar-benar sudah dekat dengan hati rakyat," kata Menteri
Sekretaris Negara itu di hadapan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?