Seni Jalanan Dari Buda Keling

Edisi: 34/35 / Tanggal : 2006-10-22 / Halaman : 74 / Rubrik : LAY / Penulis : Suyono, Seno Joko , ,


NENEK itu tertawa melihat foto dirinya sendiri.

Sore itu, akhir September lalu, pelukis Made Budhiana dari Denpasar bertandang ke gubuknya di Desa Banjar Jabe, Budakeling. Budhiana membawa majalah seni rupa Visual Art edisi Juli 2005. Di situ ada tulisan antropolog Jean Cocteau tentang perempuan Budakeling itu.

”Seperti wajah kakak saya yang mati gantung diri,” kata sang nenek dalam bahasa Bali begitu melihat wajahnya di majalah.

Wanita itu tak waras. Umurnya 80-an tahun. Ia buta huruf, sama sekali tak bisa berbahasa Indonesia. Ditemani dua ekor anjing, ia tinggal di gubuk kotor berbau dan tak berlistrik. Mungkin kandang sapi yang ada di sebelahnya lebih bersih.

Tapi ia mencuri perhatian dunia seni. Jean Cocteau menyebutnya sebagai pelaku ”outsiders art”.

Itu gara-gara ia mengumpulkan batu-batu dari bekas aliran sungai lahar Gunung Agung di sekitar Budakeling. Lalu, satu per satu batu itu digambarinya raut manusia dan binatang. Coretannya naif, kekanak-kanakan, lucu tapi ”magis”.

Ia menumpuk batu-batu itu di sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…