Kemilau Yang Terabaikan
Edisi: 50/32 / Tanggal : 2004-02-15 / Halaman : 84 / Rubrik : GH / Penulis : Chamim, Mardiyah , ,
AWALNYA adalah lahar gunung berapi. Gempa vulkanik membuat cairan panas ini mengalir keluar dari perut bumi, mengikis mineral dan aneka makhluk yang menghalangi jalannya. Jutaan tahun kemudian, di antara lahar yang telah membeku, muncul batuan cantik. Ragam warna dan motifnya terentang begitu luas hingga tak ada kosakata yang sanggup menggambarkan dengan sempurna.
Pameran Sae Fine Jewelry di Hotel Mandarin, Jakarta, akhir bulan lalu, memberi bukti. Batu-batu obsidian yang mengkilap hitam dirangkai menjadi bandul kalung yang indah. Dengan perak yang diolah menggunakan teknik hias jawan Bali (orang Barat menyebutnya granulation technique), muncul bintik-bintik putih berkilau di atas batu obsidian. Hasilnya, laksana langit malam yang dihiasi bintang kejora. "Keren banget," komentar Soraya Haque, selebriti dan model yang menghadiri pameran Sae.
Soraya memang penggemar aneka batuan alam, yang pamornya kini sedang naik daun. Hampir di setiap mal, kita menjumpai gerai khusus perhiasan batu-batuan etnik. Semuanya tampil dengan desain yang unik dan segar.
"Buat aku, batu alam itu menampilkan kesan kesegaran, kesederhanaan, dan kemurnian," kata Soraya. Maka, tak perlu heran kalau perempuan cantik berusia 38…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…