Sepasang Pengantin Dua Karakter
Edisi: 49/33 / Tanggal : 2005-02-06 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : , ,
RUANG rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, gedung Nusantara V, dua pekan lalu mendadak terasa gerah. Ekspresi wajah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba-tiba berubah: kaget, marah terpacak di wajahnya yang merah padam. Suasana rapat konsultasi Presiden dengan DPR terasa tegang.
Semua gara-gara pertanyaan anggota DPR Alvin Lie tentang surat petunjuk Wakil Presiden kepada para menteri, tertanggal 27 Desember 2004, yang dinilai melecehkan kewenangan DPR. Sebab, dalam surat nomor B 1750 yang diteken Sekretariat Wakil Presiden, Prijono Tjiptoherijanto, itu, rapat kerja dengan DPR dinilai hanya membuang-buang waktu dan tenaga.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang seharusnya menjawab pertanyaan itu, telah pamit mundur untuk menghadiri penutupan "Infrastructure Summit" di Hotel Sahid, Jakarta. Presiden lalu angkat bicara. Katanya, sama sekali tak ada niat pemerintah untuk melecehkan lembaga legislatif itu. Ia berjanji akan menyelesaikan masalah ini tanpa mengurangi kepercayaan dan hubungan baik pemerintah dengan DPR.
Esoknya, Prijono meminta mundur. Wakil Presiden pun menyatakan bahwa surat edaran itu dibuat tanpa sepengetahuan dirinya. Namun, saat diwawancarai Tempo, Prijono mengatakan, "Surat itu semacam resume dari lampiran undang-undang yang diminta Pak Kalla."
Tak pelak, insiden rapat konsultasi itu menguatkan rumor tentang dominasi Jusuf Kalla dalam pemerintahan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…