Presiden Susilo Bambang Yudhoyono: Saya Ingin Mesin Ini Bekerja Semua

Edisi: 49/33 / Tanggal : 2005-02-06 / Halaman : 80 / Rubrik : LAPUT / Penulis : , ,


Presiden yang kini 55 tahun itu seorang pekerja keras. Nyaris tak ada waktu luang yang dilewatkannya tanpa agenda kerja. Belakangan, kesibukannya memuncak setelah bencana alam dahsyat terjadi di Aceh. "Rakyat ingin kami bekerja, lebih cepat lebih bagus," ujarnya.

Sabtu pagi lalu, presiden pertama hasil pemilu langsung ini menerima tim wartawan Tempo yang bertanya seputar program 100 hari masa dinasnya. Di Ruang Raden Saleh, selama satu setengah jam ia menjawab semua pertanyaan dengan tegas, mantap, tanpa ragu. Berikut petikannya.

Apa yang sudah dan belum dicapai selama 100 hari pertama?

Ada empat golongan pekerjaan. Pertama, melanjutkan dan menuntaskan masalah yang belum diselesaikan pemerintah sebelumnya. Sebagian sudah tercapai dan sebagian diintensifkan penyelesaiannya. Kedua, mengamankan Lebaran, Natal, dan tahun baru, yang alhamdulillah berjalan baik. Ketiga, Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009 sudah diterbitkan, juga instruksi presiden dan peraturan pemerintah yang diperlukan. Keempat, menangani musibah yang sangat besar di Aceh yang harus diprioritaskan.

Sejauh mana pelaksanaan langkah konsolidasi, konsiliasi, dan aksi yang Anda canangkan?

Belum sepenuhnya selesai. Konsolidasi pemerintahan sudah kami lakukan, meski masih terus harus meningkatkan kinerja dan efektivitas pemerintahan ini. Meskipun baru tiga bulan lebih, tapi alhamdulillah kami bisa mengkonsolidasi peran dan tugas masing-masing. Konsiliasi sebetulnya dalam arti luas. Pada hari kelima saya bicara dengan para gubernur se-Indonesia untuk membawakan suasana politik yang teduh. Saya katakan kompetisi kemarin adalah bagian dari demokrasi. Tidak elok kalau terus bertengkar. Satu bulan kemudian, mereka katakan di daerah tak ada lagi jarak antara pemilih A dan B. Tapi konsiliasi antar-elite politik memang tak semudah yang kita bayangkan. Ini perlu waktu.

Beberapa aksi sudah dilakukan, termasuk terapi kejut yang saya lakukan sendiri. Saya kunjungi simpul-simpul kritis seperti kepolisian, pajak, bea dan cukai, dan BUMN tertentu.

Anda merasa terhambat konstelasi politik di DPR?

Masalah itulah yang sedikit menghambat mekanisme hubungan pemerintah dan DPR di awal penugasan saya. Pemerintah perlu pengawasan. Kami tidak ingin kebijakan publik tidak tepat. Mekanisme pengawasan yang tepat akan mendorong kenyataan bahwa apa yang dilakukan pemerintah memang benar adanya. Tapi, karena ada kemelut politik, ada koalisi di tubuh Dewan, hubungan sempat terhenti beberapa minggu.

Bagaimana dengan masalah teknis di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…