Yang Meranggas Akibat Wabah Unggas

Edisi: 49/32 / Tanggal : 2004-02-08 / Halaman : 110 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Hidayat, Agus , Hasan, Rofiqi , Syahirul, Anas


NYOMAN Muliartha sudah 16 tahun jadi peternak ayam. Tapi baru kali ini lelaki berumur 39 tahun ini harus melakukan pekerjaan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Setiap pagi, sejak akhir Desember lalu, ia harus menjejalkan puluhan bangkai ayam tumpuan hidupnya itu ke karung demi karung.

Bila sudah penuh, dengan dua pembantunya, dia akan beristirahat sebentar. Lalu, sore hari, pekerjaan yang sama harus dia ulangi. Kali ini, bangkai yang harus dia bungkus adalah ayam-ayam yang mati di siang hari. Beranjak menjelang malam, mereka bertiga harus mengubur atau membakar tumpukan bangkai itu. Begitu seterusnya. Ketika bau hangus ayam yang dibakar merebak, Nyoman hanya bisa tercenung. Hancurlah sudah peternakan yang dia bangun dengan susah payah.

Semula, Nyoman tergolong pengusaha ternak ayam yang lumayan sukses. Dari 13.500 ekor ayam petelur yang dia pelihara, Nyoman bisa meraup untung bersih Rp 2,5 hingga 3,5 juta per bulan. Cukup besar, sehingga dia memberanikan diri berutang Rp 100 juta untuk menambah modal ke Bank Pembangunan Daerah Bali.

Namun, sejak wabah flu burung mendera, ayamnya tinggal 1.500 ekor dan terus berkurang. Dari hitungan kasar, ia sudah merugi Rp 36 juta. "Sekarang bagaimana saya harus melunasi utang? Membayar bunga 1,5 persen sebulan saja tiang (saya) tidak sanggup," keluhnya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…