Cikal Bakal Krisis Utang Masa Depan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-04-04 / Halaman : / Rubrik : FT / Penulis :


Guncangan pada pasar dunia yang disebabkan oleh virus corona terjadi ketika ada tren peningkatan utang global. Menurut Institute of International Finance, rasio utang dunia terhadap GDP mencapai titik tertinggi sepanjang masa yaitu di atas 322 persen pada kuartal ke-3 tahun 2019 dengan total utang mencapai hampir $ 253 triliun. Apabila virus ini terus menyebar, setiap celah kecil pada sistem keuangan berpeluang memicu krisis utang baru.
Dalam jangka pendek, perilaku pasar keuangan akan menjadi kritis. Kondisi keuangan menjadi semakin ketat bagi perusahaan penerima pinjaman kecil karena akses mereka ke pasar obligasi menjadi lebih sulit. Ini terjadi meski  ada penurunan obligasi dan biaya pinjaman yang disebabkan oleh tren pasar. Setelah pemangkasan 50 basis poin, suku bunga The Federal Reserve AS masih 1,0-1,25 persen lebih tinggi dibandingkan dengan 0,8 persen yield pada dua tahun sebelumnya yang sensitif terhadap kebijakan. Menurut ekonom TS Lombard, pembalikan kurva yield ini dapat meningkatkan tekanan apabila bank-bank di Amerika Serikat saat ini memperketat kredit selagi pinjaman menjadi kurang menguntungkan.
Hal ini menjadi penting karena banyaknya penumpukan utang pada sektor non-bank sejak krisis keuangan dunia tahun 2007-2008. Gangguan pada rantai suplai dan menurunnya pertumbuhan global saat ini menyiratkan pendapatan yang lebih rendah dan semakin sulitnya membayar utang. Efeknya adalah virus corona meningkatkan prospek luar biasa pada krisis kredit di dunia dengan suku bunga super rendah dan negatif.

FT
Pembuat kebijakan di negara-negara maju menegaskan kesiapan mereka untuk mengejar respon moneter dan fiskal aktif terhadap kekacauan akibat virus corona. Namun aktivisme kebijakan seperti itu membawa risiko jangka panjang dengan mengakar kebijakan moneter disfungsional yang berkontribusi pada krisis keuangan yang sesungguhnya, dan juga memperburuk utang berbahaya yang saat ini dialami oleh ekonomi global.
Risiko-risiko pada sistem keuangan tersebut sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu. Sejak akhir 1980-an, bank sentral dunia khususnya The Fed menjalankan apa yang disebut sebagai 'kebijakan moneter asimetris', yaitu mereka mendukung pasar saat jatuh tetapi gagal untuk meredamnya ketika mereka rentan terhadap gelembung ekonomi. 
Pelonggaran kuantitatif bank sentral sejak krisis, yang melibatkan pembelian obligasi pemerintah dan aset lainnya, pada dasarnya, merupakan kelanjutan dari pendekatan asimetris. Jaring pengaman yang dihasilkan dan ditempatkan di bawah sistem perbankan dalam skala dan durasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Melanjutkan kebijakan longgar telah memajukan pengeluaran keuangan swasta yang dibiayai, dan dengan demikian memperpanjang siklus yang sudah berlarut-larut di mana suku bunga yang sangat rendah atau negatif sudah semakin tidak efektif dalam menstimulasi permintaan.  
Salah satu dari sedikit ekonom yang memprediksi krisis finansial, William White, mengatakan eksperimen hebat berikutnya dalam kebijakan yang sangat longgar sangatlah berbahaya secara moral. Karena kebijakan bank sentral yang tidak konvensional “hanya mempersiapkan panggung untuk boom dan

Keywords: KeuanganGlobalisasiUtang Luar Negeri
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tillema, Multatuli Fotografi
1994-05-14

Koleksi foto h.f. tillema berharga karena ia memotret segi-segi "buruk" di tanah hindia belanda. tapi…

M
Menggoda Kejujuran Fotografi
1994-02-05

Pameran teknologi merekayasa karya foto, di new york, membuka peluang manipulasi foto hampir tanpa batas.…

K
Kesaksian Sebastiao Salgado
1994-03-19

Fotografer yang doktor ekonomi ini mengabadikan wajah-wajah yang menyumbang pada keuntungan perusahaan, dan mereka hanya…