Beda Irama Data Jakarta
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-04-18 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :
MENGGELAR rapat terbatas membahas laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Senin, 13 April lalu, Presiden Joko Widodo meminta data korban virus corona dibuka kepada publik. Jokowi berharap publik bisa mengakses semua data, bukan hanya korban positif dan meninggal, melainkan juga orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan. “Seharusnya ini semua bisa diperbarui dan lebih cepat,” kata Presiden dalam rapat online tersebut. Sebulan sebelumnya, 13 Maret lalu, Jokowi mengakui pemerintah tidak membuka semua data corona untuk mencegah kepanikan di masyarakat. Sejak Jokowi mengumumkan kasus pertama positif corona pada awal Maret lalu, banyak pihak menganggap pemerintah menutupi angka korban dan terjadi kesimpang-siuran data. Dua hari sebelum rapat terbatas itu, dalam pertemuan yang digelar di Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo juga membicarakan persoalan data corona. Dua pejabat yang hadir bercerita, Doni yang juga Kepala BNPB itu marah karena ada perbedaan data Gugus Tugas dan Kementerian Kesehatan. Doni menugasi Ketua Tim Pakar Gugus Tugas, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, membereskan persoalan data tersebut. Wiku berjanji menjelaskan soal perbedaan data ini. Namun hingga Sabtu, 18 April, dia tak merespons permintaan wawancara Tempo.
Keywords: Kementerian Kesehatan, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Virus Corona, Covid-19, Gugus Tugas Penanganan Covid-19, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?