Tergelincir Di Apeldoorn

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-05-09 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


MENEMBUS udara dingin, Fandji Yudha Yudistira bertandang ke Apeldoorn, kota kecil di Provinsi Gelderland, Belanda, pada Selasa, 7 April lalu. Asisten Manajer Pengadaan Langsung Strategis PT Kimia Farma itu langsung mengunjungi kantor perusahaan farmasi Inzek International Trading BV untuk mengecek peralatan rapid test merek Biozek. “Saya ke sana memastikan barang tersebut ada dan jumlahnya sesuai dengan yang kami minta,” kata Fandji menceritakan kunjungan tersebut kepada Tempo melalui video konferensi pada Rabu, 6 Mei lalu. Fandji, yang ditemani dua perwakilan dari Kedutaan Indonesia di Belanda, tak menyaksikan langsung produksi alat tersebut. Dia melihat hanya ada sekitar sepuluh pekerja di area itu. Sebagian di antaranya sedang mengepak peralatan uji cepat. Menurut Fandji, semua barang yang dipesan Kimia Farma sudah tersimpan rapi di gudang dan siap dikirim. Meyakini jumlah barang telah sesuai dengan membuka boks sebagai sampel, Fandji meneken letter of credit sebagai tanda pembayaran. Tiga hari kemudian, 300 ribu alat rapid test merek Biozek pesanan Kimia Farma dikirim ke Indonesia. Dalam siaran pers yang dikeluarkan Mach-E, distributor Biozek untuk Indonesia, disebutkan bahwa alat uji cepat itu dikembangkan dan diproduksi di bawah regulasi Uni Eropa dan pemerintah Belanda yang sangat ketat dan tidak memberikan ruang untuk kesalahan. Rilis tersebut juga mengklaim bahwa Biozek sangat andal dan aman.

Sejumlah perlengkapan rapid test Covid-19 milik Biozek yang diimpor Kimia Farma. Dok. Press Statment Mach E
Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Andi Prazos mengatakan kesepakatan dengan Inzek terjadi pada awal April lalu. Menurut dia, pembelian itu berdasarkan rekomendasi bagian pengembangan bisnis Kimia Farma. Andi menyebutkan Inzek juga mengizinkan perwakilan Kimia Farma datang mengunjungi mereka. “Ada sejumlah produsen yang tidak membolehkan kami menemui mereka, sehingga kami tidak jadi deal,” ujar Andi. Kimia Farma, kata Andi, memiliki prosedur tetap bahwa pembelian harus dilakukan setelah mengecek kualitas dan ketersediaan barang yang diproduksi. Apalagi kerja sama dengan Inzek baru pertama kali dilakukan. Andi pun meyakini Biozek benar-benar diproduksi di Apeldoorn. Situs Biozek juga menyebutkan, “Produk kami adalah buatan Belanda dengan tanda CE (Conformitè Europëenne) serta disetujui oleh Otoritas Makanan dan Obat-obatan Saudi.

Dokumen studi klinis Alltest dan Inzek.
Namun hasil penelusuran Organized Crime and Corruption Reporting Project bersama sejumlah media lintas negara, termasuk Tempo, menunjukkan Biozek tidak diproduksi di Belanda. Alat tersebut diduga diproduksi di Cina oleh Hangzhou AllTest Biotech Co Ltd. OCCRP menemukan alat itu hanya dikemas ulang dengan merek Biozek.

Keywords: PT Kimia FarmaVirus CoronaCovid-19Gugus Tugas Penanganan Covid-19Rapid Test CoronaRapid Test BiozekBiozek
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…