Monolog Kopi Dalgona

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-05-30 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :



TEK tek tek tek tek.... Suara kocokan sendok beradu dengan dinding mangkuk mengisi pojok sebuah dapur rumah bercat putih. Wawan Sofwan, aktor dan sutradara teater asal Bandung, sedang mengaduk kopi dan gula di mangkuk itu. Dalam kimono tidur dan celana pendek, Wawan bermonolog diiringi bunyi kocokan yang ia atur ritmenya agar menjadi elemen pertunjukan. Saat dia berkata, “Corona semakin dekat! Byar! Palu godam corona menghantam dan meluluhlantakkan semua rencana.... Tek tek tek tek...,” bunyi dentang dibuat makin keras dan bergegas. 
Bunyi itu terus menemani sepanjang 40 menit Wawan mendaraskan monolog. Disiarkan secara langsung lewat kanal YouTube NuArt Sculpture Park, Rabu, 20 Mei lalu, pertunjukan solo berjudul Terol (Teater Online) itu sesungguhnya unek-unek Wawan dan penulis naskah E.D. Jenura tentang nasib malang teater di tengah pandemi Covid-19. Monolog itu mengadaptasi naskah The Forgotten Art of Assembly (Or, Why Theatre Makers Should Stop Making) karya Nicholas Berger yang juga mengeluhkan nasib…

Keywords: Gerakan SenimanSeniman TeaterCovid-19
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.