Dogot Dan Sapardi

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-06-06 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :


MULANYA, Ditunggu Dogot adalah cerita pendek Sapardi Joko Damono, 80 tahun. Pada 2003, Penerbit Buku Kompas meluncurkan kumpulan cerpen Sapardi yang diberi judul Membunuh Orang Gila. Ada 18 cerpen Sapardi yang termuat dalam kumpulan itu. Di antaranya Batu di Pekarangan Rumah, Dalam Lift, Membaca Konsultasi Psikologi,  Ketika Gerimis Jatuh, Sepasang Sepatu Tua, dan Ditunggu Dogot.
Yang unik, terdapat beberapa cerpen yang sangat pendek. Ada cerpen yang cuma dua halaman, bahkan ada yang satu halaman. Seorang peresensi bahkan menyebutkan, bila masih bisa digolongkan sebagai cerpen, cerita itu harus disebut sebagai cerpen super-pendek. Dibandingkan dengan cerpen yang dimuat di surat kabar saja kalah panjang.
Di Koran Tempo, misalnya, cerpen yang dimuat redaksi tiap akhir pekan panjangnya selalu sekitar enam halaman ketik. Sapardi, yang lebih tersohor sebagai penyair, agaknya tak ingin terbebani oleh formula-formula cerpen standar. Ia menyukai eksperimen. Dari sekian cerpen Sapardi dalam kumpulan itu, yang juga “aneh” adalah Ditunggu Dogot. Cerpen ini disebut “aneh” karena bentuknya berupa dialog, laiknya naskah drama.
Jelas, kata dan tema Dogot merupakan pelesetan Sapardi atas naskah Waiting for Godot karya Samuel Beckett. Karya Beckett ini memang mengilhami banyak teaterawan. Dramawan kontemporer Jepang, Minoru Betsuyaku, pada 1960-an, misalnya, merespons naskah Beckett ini dan melahirkan naskah Godot Telah Datang (sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Yoko Nomura dan Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung, tapi sama sekali belum pernah dipentaskan kelompok teater mana pun di sini). Cerpen Sapardi tentu tidak merespons secara khusus Waiting for Godot, tapi hanya memain-mainkan kata “menunggu”. Tokoh Beckett, Vladimir dan Estragon, dua gelandangan, menunggu kedatangan Godot. Situasi ini dibalik Sapardi menjadi kedatangan dua sosok yang ditunggu Dogot.  

Pertunjukan Dogot yang dimainakn pasangan suami istri Sigit Hardadi dan Elizabeth Lutters./Facebook Elizabeth Luters
Dua orang yang ditunggu Dogot itu tak tahu siapa Dogot. Mereka berselisih. Yang satu ingin bergegas dan tepat waktu menemui Dogot. Sedangkan…

Keywords: Pentas Seni
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.