Pandemi, Netflix, Dan Masa Depan Televisi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-06-27 / Halaman : / Rubrik : FT / Penulis :
Malam tahun baru lalu saya terpaksa tetap di tempat tidur selama dua minggu karena migrain parah. Setiap pagi dengan lampu mati dan tirai tertutup rapat, saya membuka Netflix untuk melihat acara apa yang ditawarkan layanan streaming film dan TV itu. Saat mulai terjaga dari tidur, saya menonton semuanya.
Acara yang sedang tayang saat itu adalah Spinning Out, drama remaja tentang pemain skateboard yang mengidap gangguan bipolar; Virgin River, kisah romansa wanita Los Angeles yang pindah ke pedesaan demi "awal baru"; You, cerita seorang penguntit sosiopat yang mengurung wanita yang dia kencani di penjara kaca. Tak ada yang menarik bagi saya.
Ternyata waktu yang saya habiskan di Netflix selama hari-hari suram tanpa akhir dalam celana olahraga itu adalah pertanda dari apa yang akan terjadi di masyarakat beberapa minggu kemudian. Pandemi virus corona dengan begitu cepat mengambil alih kehidupan sehari-hari masyarakat, dan kejadian ini tiba-tiba terasa seperti film fiksi ilmiah, meskipun di salah satu film tersebut digambarkan bahwa berdiam di rumah saja --menghabiskan waktu menonton TV, atau menjadi couch potato-- termasuk tugas kewarganegaraan.
Maka tidak mengherankan di masa kini orang-orang beralih ke layar mereka demi sebuah koneksi, atau demi mendapat kembali kendali di dunia yang di mana sedikit sekali hal yang bisa dikendalikan. Karena larangan keluar rumah untuk bersosialisasi, pemuda-pemudi di China mengadakan pesta online dengan set DJ lengkap. Orang-orang Amerika yang khawatir akan wabah terpaku pada berita TV kabel untuk mendapat berita terbaru tentang virus corona. Menurut perusahaan riset pertelevisian Alphonso, hal ini membuat jumlah penonton naik hingga 50 persen. Film Steven Soderbergh berjudul Contagion yang hampir berusia 10 tahun juga menjadi sangat populer di Netflix. Film yang diperankan oleh Gwyneth Paltrow dan Jude Law itu bercerita tentang perjuangan manusia melawan virus mematikan.
Perusahaan televisi secara tidak sengaja seperti sudah bersiap untuk momen ini selama bertahun-tahun dengan membuat lebih banyak program siaran dari yang bisa diterima oleh konsumen. Bahkan jika saya menghabiskan sepanjang hari selama 2019 dengan menonton semua serial, akan masih ada ratusan acara lain yang tidak bisa saya tonton.
Tahun lalu industri pertelevisian di AS membuat 532 program orisinal, dua kali lipat dari yang dibuat delapan tahun lalu sebanyak 266. Setelah bertahun-tahun menjadi pemain pinggir, perusahaan raksasa seperti Disney dan Warner mengikuti Netflix yang menggelontorkan miliaran dolar untuk memenangkan masa depan pertelevisian. Amazon dan Apple, dua perusahaan terkaya di dunia, melakukan hal yang sama, menghasilkan siaran TV yang tidak ada habisnya. Hollywood menghabiskan sekitar 120 miliar dolar untuk membuat acara orisinal mereka tahun lalu. Disney sendiri mengeluarkan 28 miliar dolar untuk membangun senjata perang mereka bernama Disney+ demi mengalahkan Netflix.
"Belum diketahui jelas bagaimana sebuah acara bisa menjadi populer. Semua orang hanya membuat program dan melemparnya ke publik, lalu menunggu program mereka bekerja." Cyma Zarghami
***
Sebagai seorang reporter bisnis, saya bertugas untuk secepatnya menyelidiki apakah investasi-investasi tertentu akan membuahkan hasil. Tetapi sebagai penonton, saya semakin bertanya-tanya bagaimana pilihan siaran televisi yang tak terbatas itu mempengaruhi budaya secara luas.
Beberapa pakar media berpendapat bahwa akhir satu era pertelevisian terjadi saat serial Game of Thrones ditayangkan di layanan streaming HBO selesai tahun lalu. Ini terjadi setelah acara…
Keywords: Pertelevisian, Netflix, Covid-19, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Tillema, Multatuli Fotografi
1994-05-14Koleksi foto h.f. tillema berharga karena ia memotret segi-segi "buruk" di tanah hindia belanda. tapi…
Menggoda Kejujuran Fotografi
1994-02-05Pameran teknologi merekayasa karya foto, di new york, membuka peluang manipulasi foto hampir tanpa batas.…
Kesaksian Sebastiao Salgado
1994-03-19Fotografer yang doktor ekonomi ini mengabadikan wajah-wajah yang menyumbang pada keuntungan perusahaan, dan mereka hanya…