Perempuan Penyibak Tirai

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-07-25 / Halaman : / Rubrik : LAPSUS / Penulis :


HANISAH masih murid setingkat kelas II sekolah menengah pertama ketika melakukan gebrakan yang mengguncang kemapanan sistem yang membedakan posisi laki-laki dan perempuan. Saat itu, ia dan santri perempuan lain harus belajar di kelas dalam kondisi berbatas tirai pemisah dengan guru laki-laki mereka. Hanisah menyaksikan proses belajar itu sama sekali tak efektif karena para santri di balik tirai malah tidur atau bahkan meninggalkan kelas begitu saja, sementara guru tetap asyik sendiri mengajar. Sering kali hanya Hanisah sendiri yang bertahan di kelas hingga akhir. Suatu hari kegelisahannya memuncak, lalu dia tarik tirai itu hingga terbuka lebar. Gurunya marah besar, tapi Hanisah menjawab sambil menunjuk teman-temannya yang terlelap, “Coba Teungku (panggilan guru) lihat sendiri siapa yang sedang Teungku ajar.”
Akibat tindakannya tersebut, Hanisah dipanggil oleh pimpinan pesantren. Dia saat itu pun menyatakan pembelaannya. “Guru mengajar tapi tak ada yang mendengar. Kalau alasan dipisah karena takut ada yang jatuh cinta, bukan guru namanya jika tak bisa menahan diri sama murid,”…

Keywords: Kabupaten Aceh BaratPesantrenHak Perempuan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…