Kata Dan Pengalaman
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-07-25 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
Sebuah Penghormatan untuk Puisi Sapardi Djoko Damono
Penyair menebus kembali pengalaman dengan cinta yang sederhana.
Puisi terbaik—dan sajak-sajak Sapardi Djoko Damono adalah puisi yang sangat baik—menegaskan bahwa pengalaman adalah peng-alam-an: proses keterlibatan dengan “alam”, dalam “alam”—akrab di tengah dunia yang hidup, tumbuh dan merapuh, majemuk dan dalam, acap kali mempesona acap kali mengimbau, tak mudah dirumuskan dan umumnya tak lempang. Meng-alam-i adalah masuk jadi bagian alam, tanpa heboh, merasakan denyut dan demamnya:
Hujan mengenal baik pohon, jalan,dan selokan—suaranya bisa dibeda-bedakan;kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintudan jendela. Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuhdi pohon, jalan, dan selokan—menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduhwaktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan
Dalam baris-baris itu tiba-tiba kita menemukan apa yang hilang dari kehidupan sekarang: sihir, hujan yang hidup, wahyu yang misterius....
Orang mengatakan modernitas datang dan dunia kehilangan pesonanya. Benda hidup dan mati—anasir alam—hanya seperti kupu-kupu yang telah dikeringkan dan ditata di antara pigura. Cuma data. Atau komoditas. Pengalaman hanya sebuah catatan perjalanan; bukan lagi peng-alam-an.
Sampul buku DukaMu Abadi karya Sapardi Djoko Damono.
Puisi Sapardi menebus kembali hal-hal alami dari dunia yang datar dan kering itu. Sajak panjang “Perihal Waktu” terasa menyentuh ketika, seraya berbicara tentang kenangan masa kanak dan hidup keseharian masa kini, hari—dengan nama-namanya—datang dan pergi. Dan bagi si bocah, semua itu bukan cuma sebuah siklus rutin:
Terima kasih, Sabtu. Kau telah mengajarikuuntuk mencintai Rabu—
Berkali-kali puisi Sapardi memasuki percakapan imajiner yang terasa bersungguh-sungguh atau kocak seperti itu—percakapan antara apa saja:
Puntung rokok dan kursi bercakap tentang seorangyang tiba-tiba menghela nafas panjang lalu berdiriBunga plastik dan lukisan dinding bercakap tentangseorang yang berdiri seperti bertahan terhadapsesuatu yang akan menghancurkannyaJam dinding dan penanggalan bercakap tentang seorangyang membuka pintu lalu cepat-cepatpergi tanpa menutupkannya kembaliTopeng yang tergantung di dinding itu, yang miripwajah pembuatnya, tak berani mengucapkansepatah kata pun; ia merasa bayangan orang itumasih bergerak dari dinding ke dinding; iasemakin mirip pembuatnya karena sedangmenahan kata-kata.
•••
Dalam puisi Sapardi, “puntung”, “topeng”, “pintu”—benda dan kejadian—bukan simbol. Simbol punya makna yang sudah ditentukan a priori. Sapardi membiarkan makna tiap frasa terwujud dalam proses ketika kita membacanya dari sajak…
Keywords: Goenawan Mohamad, Kolom Pakar, Sapardi Djoko Damono, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…