Peringatan Dini Dari Korea

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-08-01 / Halaman : / Rubrik : FT / Penulis :


Para orang tua di Korea Selatan sedang sibuk dengan persiapan anak-anak mereka saat sekolah kembali dibuka. Lee Ji-ho (8 tahun) sudah mulai kembali ke sekolah meskipun hanya seminggu sekali. Sebelumnya, ibu Jiho sudah melengkapi formulir online yang menyertakan keterangan suhu tubuh, tanda-tanda batuk atau keluhan pernapasan lain, dan apakah ada anggota keluarga yang baru tiba di rumah setelah bepergian ke luar negeri atau sedang dalam masa karantina.
Di sekolahnya di distrik Seocho, Seoul, Jiho dan teman-teman sekelasnya duduk berjauhan beberapa meter satu sama lain, mereka tidak diizinkan untuk mengobrol - bahkan saat makan siang. Ia akan makan sendirian, terpisah dari anak-anak lain dengan meja yang dibatasi dengan pemisah plastik.   
Sejumlah siswa menggunakan masker saat akan memasuki ruangan kelasnya untuk mengikuti pelajara untuk mencegah terkena virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di sekolah dasar di Seoul, Korea Selatan, 9 Juni 2015. REUTERS/Kim Hong-Ji
 
Kesulitan yang dihadapi Ji-ho dan orang tuanya hanyalah salah satu contoh dari serangkaian pedoman, peraturan, dan regulasi yang terus berkembang yang diberlakukan di Korea Selatan oleh petugas kesehatan yang berupaya keras menghindari gelombang baru virus corona.
Sudah lebih dari tiga bulan sejak tingkat penyebaran virus corona di Korea Selatan memuncak. Para pemimpin politik dan ahli kesehatan di seluruh dunia memberi pujian pada Presiden Moon Jae-in yang memberikan pelajaran penting dalam aksi cepat pengujian masal dan pelacakan kontak yang agresif untuk menghadapi wabah Covid-19 terburuk di luar Cina.  
Namun kesulitan Seoul dalam mengontrol wabah baru memperlihatkan bahwa pemerintah membutuhkan kewaspadaan yang terus menerus dan keinginan untuk mengubah taktik jika mereka hendak membuka kembali kehidupan masyarakat, suatu keadaan yang sama sulitnya dengan penerapan kebijakan lockdown itu sendiri.
Terdapat lebih dari 12.000 kasus infeksi virus corona dan kurang dari 280 kematian yang tercatat di Korea Selatan saat negara tersebut sukses menghindari pemberlakuan pembatasan sosial. Namun, di luar dari kesuksesan mereka dalam mengurangi penyebaran virus, telah terjadi peningkatan jumlah mewabahnya virus dalam beberapa bulan terakhir di gereja, call center, kelab malam, balai pertemuan, pusat logistik, dan bahkan studio Zumba. 
“Virus corona terus menerus menyerang kelas dan ruang masyarakat rentan,” kata Walikota Seoul, Park Won-soon. “Kita harus membuang jauh-jauh impian bahwa kita bisa kembali ke kehidupan kita seperti biasanya.” 
Sejumlah Pinguin kenakan kostum Santa Claus dan pohon natal saat berparade merayakan Hari Raya Natal di taman hiburan Everland di Yongin, Korea Selatan, (18/12). REUTERS/Kim Hong-Ji
 
Apa yang dialami Seoul sama seperti yang terjadi di Madrid, Washington, dan London, dimana pemerintahnya bergerak melampaui krisis kesehatan masyarakat dan mencoba mencari celah untuk menghindari lockdown yang melumpuhkan. Pembatasan pergerakan masyarakat telah memicu pemutusan kerja massal dan mengancam ekonomi dunia untuk melakukan resesi besar-besaran.
Interaksi manusia yang lebih masif tentu saja tak bisa dihindarkan dalam upaya untuk membangkitkan perdagangan. Beberapa ahli khawatir sistem kesehatan masih akan disesaki oleh Covid-19,…

Keywords: Korea SelatanCovid-19
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tillema, Multatuli Fotografi
1994-05-14

Koleksi foto h.f. tillema berharga karena ia memotret segi-segi "buruk" di tanah hindia belanda. tapi…

M
Menggoda Kejujuran Fotografi
1994-02-05

Pameran teknologi merekayasa karya foto, di new york, membuka peluang manipulasi foto hampir tanpa batas.…

K
Kesaksian Sebastiao Salgado
1994-03-19

Fotografer yang doktor ekonomi ini mengabadikan wajah-wajah yang menyumbang pada keuntungan perusahaan, dan mereka hanya…