Kembali Ke Cinta Pertama

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-08-01 / Halaman : / Rubrik : SOS / Penulis :


KETIKA Prajna Murdaya berbicara, kilasan gambar dan aktivitas yang hanya bisa dimiliki segelintir orang muncul di layar: rumah mewah yang lapang, berpesta dalam jet pribadi, mengendarai mobil BMW, dan melaju di atas laut dengan perahu canggih. “Saya kadang berpikir, kenapa mereka membeli BMW seri 7, seri 5, seri 3? Kenapa tidak membeli yang terbaik? Kok, membeli yang murah, sih? Jujur, saya butuh waktu untuk memahami itu,” kata Prajna, 44 tahun, dalam salah satu segmen film dokumenter Diam & Dengarkan, yang dirilis di akun YouTube Anatman Pictures sebulan lalu.
Semua itu menggambarkan hidup Prajna yang penuh kemakmuran. Pada umur 20-an tahun, putra pasangan konglomerat Murdaya Poo dan Siti Hartati Murdaya itu baru sadar bahwa tak semua orang bisa mendapat kenyamanan tersebut. Dengan latar belakang orang tuanya, banyak yang mengira Prajna berbahagia dan bisa memperoleh apa pun yang dia kehendaki. Namun ia menyatakan tak senang. “Hal lain yang tak menyenangkan berasal dari keluarga yang memiliki status dan kekuasaan adalah kamu tidak bisa berbicara dengan siapa pun, kamu selalu harus berhati-hati saat berbicara. Itu membuat saya merasa kesepian,” tuturnya.
Orang tua Prajna adalah pemilik grup Central Cipta Murdaya, yang menjalankan bisnis real estate, agrobisnis, manufaktur, hingga teknologi informasi. Mereka mengembangkan, antara lain, kawasan Pondok Indah dan WTC Sudirman, Jakarta. Mereka juga memiliki JIExpo di Kemayoran, yang menjadi tempat pameran terbesar di Indonesia; mendirikan pabrik sepatu olahraga League; serta mengelola perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah. Hartati sempat mendekam di penjara karena terbukti menyuap untuk mengurus perizinan perkebunan tersebut.
Itu baru secuil bisnis keluarga mereka. Pada 2019, Forbes mencatat nama Murdaya sebagai orang terkaya ke-13 di Indonesia. Adapun Hartati masuk daftar lima perempuan terkaya di Indonesia. “My parents are rich, but I’m not rich,” ucap Prajna kepada Tempo melalui konferensi video, Selasa, 28 Juli lalu.
Orang tua Prajna mengirimnya ke luar negeri sejak ia masih berusia balita. Ia tinggal di Singapura saat berusia dua setengah tahun dan dipindahkan ke San Francisco, California, Amerika Serikat, ketika umurnya lima tahun. Ia tinggal di Pacific Heights, kawasan paling top di San Francisco, dan belajar di sekolah elite: Town School for Boys dan San Francisco University High School. Ketika itu, Prajna yang gemar bernyanyi berulang kali meminta masuk ke sekolah musik, tapi orang tuanya menolak. Ia, yang sejak kecil berusaha…

Keywords: Siti Hartati Murdaya Poo
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

S
Sang Peroboh Menara Gading
2007-11-04

Ia pionir dalam bidang telekomunikasi satelit indonesia. insinyur juga harus pandai berbisnis.

M
Membesarkan Indonesia dengan Musik
2005-07-10

Erwin gutawa adalah musisi cemerlang. jenjang karier sebagai seorang musisi telah lengkap ia lakoni.

M
Menjaga Bali dengan Hati
2005-08-14

Luh ketut suryani terus berikhtiar menjaga bali dari gerusan efek negatif pariwisata. anak-anak korban pedofilia…